Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Penuhi Stok Obat, Perlukah Perusahaan Farmasi dan Bioteknologi Merger? Begini Pendapat Pakar

Sejak 2020, raksasa teknologi dan dana ventura afiliasinya telah melakukan 25 deals terkait kesehatan dengan nilai total 1,6 miliar dolar AS.

Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Penuhi Stok Obat, Perlukah Perusahaan Farmasi dan Bioteknologi Merger? Begini Pendapat Pakar
Shutterstock
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews, Anita K Wardani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketersediaan obat, termasuk yang berbasis bioteknologi sangat penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat dirasakan sangat penting saat pandemi COVID-19.

Strategi merger menjadi salah satu pilihan perusahaan farmasi dunia untuk menghadapi tantangan kesehatan.

Hal ini diungkap oleh pakar farmasi Dr Raymond Tjandrawinata dalam buku terbarunya yang berjudul “Strategi Merger dan Akuisisi, Pada Perusahaan Farmasi Besar Dunia Bidang Farmasi dan Biolteknologi.”

Dr Raymond dalam bukunya tersebut mengungkapkan pentingnya ketersediaan produk farmasi baik pada saat terjadi pandemi maupun tidak, rupanya mendorong perusahaan-perusahaan farmasi kelas dunia untuk menyikapinya dengan manajemen modern.

Perusahaan farmasi dan bioteknologi kelas dunia, melakukan praktik merger dan akuisisi yang diprediksi semakin mencuat terutama pada saat pasca pandemi СOVID-19.

Dr. Raymond menceritakan pengalaman saat bekerja pada salah satu perusahaan farmasi terkemuka, SmithKline Beecham Pharmaceuticals (SB) di South San Francisco, CA.

Berita Rekomendasi

Pada tahun 1998-2000, SB mempersiapkan diri untuk bergabung (merge) dengan perusahaan dunia lainnya, Glaxo Welcome (GW), hingga akhirnya bergabung menjadi GlaxoSmithKline (GSK) dengan valuasi gabungan saat itu sebesar USD 180 juta.

Baca juga: Siap Produksi IndoVac, Bio Farma Siap Cetak Milestone Kemandirian di Sektor Farmasi Indonesia

Hasil dari penggabungan itu tentunya sudah termasuk dalam literatur klasik manajemen strategis perusahaan.

Teknologi Farmasi, Genetika dan Imunoterapi

Jelas bahwa industri farmasi menyadari dampak dan perubahan besar: tekanan penetapan harga dan langkah ke arah pencegahan, diagnosis, dan pengobatan.

Perubahan-perubahan ini mengubah tatanan yang sudah ada, dan membuka pintu bagi persaingan baru terutama pască pandemi СOVID-19, dan memaksa perusahaan untuk memikirkan kembali di mana mereka bermain- dan dengan siapa mereka bermain, membutuhkan penekanan yang semakin besar pada kolaborasi dan kemitraan.

Baca juga: Gandeng Partner Baru, Kimia Farma Diagnostika Garap Bisnis Gaya Hidup

Secara keseluruhan, ada tiga 'bidang bermain' baru yang muncul sebagai respons terhadap gelombang kesehatan pasca COVID-19: teknologi farmasi, genetika, dan imunoterapi.

Semakin banyak perusahaan farmasi dan alat kesehatan bermitra dan berintegrasi dengan bisnis teknologi dalam upaya untuk mengatasi penyakit diabetes yang besar dan meningkat.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas