Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Perusahaan Asuransi Umum Ini Belum Ada Rencana Akuisisi untuk Dorong Pertumbuhan Bisnis

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melihat tren akuisisi dan merger di industri asuransi tahun berpeluang terus berlanjut.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
zoom-in Perusahaan Asuransi Umum Ini Belum Ada Rencana Akuisisi untuk Dorong Pertumbuhan Bisnis
HO
Direktur Utama Great Eastern General Insurance (GEGI), Aziz Adam Sattar 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melihat tren akuisisi dan merger di industri asuransi tahun berpeluang terus berlanjut.

Selain adanya tuntutan regulasi, merger dan akuisisi jadi strategi perusahaan untuk semakin memperkuat bisnis sekaligus akan semakin memperkuat industri asuransi nasional. 

Direktur Utama Great Eastern General Insurance (GEGI), Aziz Adam Sattar menegaskan, hingga saat belum memiliki rencana untuk menggandeng perusahaan lain baik dalam bentuk akuisisi ataupun merger.

Baca juga: Literasi Keuangan Baru 70 Persen, Industri Tingkatkan Penetrasi Asuransi ke Generasi Muda

"Dengan masuk menjadi perusahaan asuransi Kelompok Perusahaan Perasuransian Berdasarkan Ekuitas II, kami dapat menjangkau pasar yang lebih luas dengan menawarkan produk-produk unggulan yang lebih komprehensif," kata Aziz Adam Sattar dalam keterangannya, Rabu (30/10/2024).

Ia mengatakan, saat sektor asuransi individual, ritel, dan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) saat ini tetap menjadi fokus pertumbuhan utama. 

Diakuinya, bagi perusahaan asuransi, permodalan yang besar penting untuk penguatan industri asuransi namun bukan segala-galanya.

Baca juga: Dihadiri 700 Peserta, Indonesia Rendezvous Dinilai Jadi Ajang Penting Industri Asuransi Nasional

Berita Rekomendasi

"Bisnis asuransi sangat unik karena terdapat mekanisme seleksi risiko, penyebaran risiko melalui mekanisme reasuransi dan perusahaan harus memiliki struktur reasuransi yang kuat agar bisa memenuhi kewajibannya untuk membayar klaim dengan baik," katanya.

Dikatakannya, melalui tata kelola perusahaan yang baik melalui manajemen risiko yang baik akan membuat perusahaan asuransi menjadi kuat.

"Rata-rata pertumbuhan industri asuransi berkisar 10-18 persen per tahun dan peluang tersebut sangat menjanjikan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi ke depan yang diperkirakan akan tumbuh 5 persen," katanya.

Baca juga: Polisi Bakal Periksa Orang Tua Tersangka Kasus Penyekapan Perempuan Dalam Gudang di Tangerang

Terkait aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menetapkan untuk menaikkan modal minimum dan ekuitas minimum perusahaan asuransi,  Aziz optimistis pihaknya mampu memenuhi ekuitas minimum Rp 1 triliun di tahun 2028.

Ekuitas perusahaan asuransi harus mencapai Rp 250 miliar di tahun 2026 dan Rp 500 miliar pada tahun 2028 untuk KPPE I. Serta dengan ekuitas perusahaan asuransi minimum sebesar Rp 1 triliun untuk KPPE II. Dengan demikian GEGI sudah memenuhi persyaratan ekuitas minimum pada tahun 2028 untuk KPPE I.

Sementara Direktur Marketing GEGI Linggawati Tok mengatakan, perusahaan berhasil meraih pendapatan premi Rp 643 miliar per September 2024 dan optimis dapat mencapai target premi sampai akhir tahun ini sebesar Rp 760 miliar. 

"Angka per September ini tumbuh sekitar 28 persen dari pendapatan premi periode yang sama tahun lalu. Perolehan premi terbesar disumbang dari bisnis Asuransi Properti (harta benda), Marine Cargo (pengangkutan), Rekayasa, Liability (tanggung gugat) dan Affinity (afinitas)," katanya. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas