Perusahaan Asuransi Umum Ini Belum Ada Rencana Akuisisi untuk Dorong Pertumbuhan Bisnis
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melihat tren akuisisi dan merger di industri asuransi tahun berpeluang terus berlanjut.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
Ditambahkan, pertumbuhan premi GEGI per kuartal II 2024 sebesar 17,9 persen sudah mendekati rata-rata industri.
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pertumbuhan premi industri asuransi sebesar 18,4 persen year-on-year (YoY) per kuartal II 2024. Begitu pula, Risk Based Capital (RBC) GEGI mencapai 329 persen (per kuartal III 2024). Jauh di atas ketentuan minimum OJK sebesar 120 persen.
“Ekuitas GEGI sudah mencapai Rp. 550 miliar, dimana sudah memenuhi ketentuan minimum modal pada tahun 2026 sesuai dengan POJK 23/2023 mengenai perizinan usaha dan kelembagaan asuransi sehingga melihat perkembangan kami optimis bisa mencapai equitas Rp 1 triliun,” kata Aziz.
GEGI optimistis bisa masuk KPPE II dengan komitmen kuat dari para pemegang saham dan pertumbuhan premi secara organik.
Dikutip dari Kontan, 7 Juli 2024, sebuah perusahaan asurasi melakukan aksisi ataupun merger.
PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) yang mengambil alih mayoritas saham PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth). Sebelumnya, saham Mandiri Inhealth masih dimiliki oleh tiga pihak, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebanyak 80 persen, PT Kimia Farma Tbk sebanyak 10 persen, dan Indonesia Financial Group (IFG) sebanyak 10 persen.
Setelah akuisisi, IFG Life memiliki 80 persen saham Mandiri Inhealth dan menjadi pemegang saham pengendali. Adapun 20 persen sisanya masih dimiliki oleh Bank Mandiri. Diyakini akuisisi ini merupakan aksi korporasi untuk memperkuat kapabilitas bisnis IFG Life.