Industri Tanaman Hias Indonesia Ancang-ancang Tembus Pasar Ekspor
Di pasar domestik, kebutuhan florikultura rata-rata per tahun sudah mencapai sekitar 21,8 persen.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribun Network, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri florikultura di Indonesia terus mengalami pertumbuhan beberapa dekade belakangan. Pertumbuhan di pasar domestik misalnya kebutuhan florikultura rata-rata per tahun sudah mencapai sekitar 21,8 persen.
Dengan kekuatan sumber daya alam, agroklimat dan sumber daya manusia yang dimanfaatkan secara optimal sangat memungkinkan Indonesia dapat mengambil pangsa pasar florikultura internasional sekaligus memperkuat pasar domestik.
“Kami meyakini Indonesia mampu bersaing di pasar dunia. Guna meningkatkan daya saing produk, kami melakukan upaya peningkatan mutu, produktivitas dan efisiensi produksi florikultura. Selain itu juga dukungan teknologi inovatif yang siap diterapkan di lapangan,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto di Floriculture Indonesia International Convex (FLOII) 2022, di JCC, Jakarta, Sabtu (14/10/2022).
Prihasto menerangkan, kegiatan One Day with Indonesian Coffee, Fruits, and Floriculture (ODICOFF) yang berlangsung di beberapa negara sejak 2021 silam, menjadi salah satu ajang promosi florikultura yang didorong oleh pemerintah.
“Saat itu, kami hadir di 10 negara, yaitu Belanda, Maroko, Denmark, Serbia, Amerika Serikat, Spanyol, Uni Emirat Arab, Turki, Rumania, dan Mesir, menghasilkan kontrak ekspor senilai Rp 7,2 triliun,” ungkap Prihasto bangga.
Kementerian Pertanian juga telah melakukan berbagai inovasi teknologi, kelembagaan maupun manajemen yang sesuai dengan kemajuan florikultura dalam negeri.
Baca juga: Lepas 50 Ribu Hibah Benih Sumber, Kementan Dorong Industri Florikultura Berorientasi Ekspor
Salah satu wujud nyata yang tengah kami kembangkan adalah Kampung Florikultura. Melalui konsep ini, diharapkan akan terbangun kawasan florikultura dalam satu wilayah administratif desa atau kelurahan berskala ekonomi yang menguntungkan petani.
“Kami saat ini juga tengah mengembangkan 105 kampung florikultura. Melalui konsep kampung ini diharapkan akan terbangun kawasan florikultura dalam satu wilayah administratif desa atau kelurahan berskala ekonomi yang menguntungkan petani,” terang Prihasto.
Baca juga: Mensos Risma Buka FLOII Convex 2022: Tanaman Hias Harus Bisa Dongkrak Perekonomian Nasional
Event ini diikuti 110 tenant tanaman hias terdiri dari bunga potong, daun potong, tanaman hias pot, tanaman hias, taman, tanaman aquatik, rangkaian bunga, dan benih bunga.
“Saya menunggu momen florikultura Indonesia bisa maju sehingga Indonesia bisa menjadi pusat florikultura dunia,” ucap Menteri Sosial Tri Rismaharini saat berkeliling stan.
Baca juga: Meningkatkan Nilai Ekonomi UMKM Lewat Kontes Tanaman Hias
Exhibitor sekaligus binaan Ditjen Hortikultura, Asosiasi Aglaonema Nusantara (ASA) mengatakan ini merupakan event yang sangat berharga bagi 1500 anggota yang tersebar di Indonesia.