Cegah Keruntuhan Yuan, Bank-bank China Kompak Lakukan Intervensi
Dengan langkah tersebut bank sentral China atau People's Bank of China (PBoC) dapat menahan laju penurunan harga Yuan selama beberapa waktu depan.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Bank-bank asal China dilaporkan tengah meningkatkan intervensi mereka dengan menambah volume penjualan dolar AS di perdagangan spot, untuk mempertahankan nilai Yuan yang telah anjlok selama beberapa minggu terakhir.
Pengetatan moneter yang dilakukan The Fed untuk menahan laju inflasi di Amerika, justru perlahan mengangkat nilai dolar AS hingga menguat ke level tertinggi.
Namun penguatan ini mendorong mata uang fiat lainnya jatuh hingga merugi, salah satunya Yuan China.
Baca juga: China Uji Coba Transaksi Lintas Batas yang Melibatkan Yuan Digital
Reuters mencatat selama tahun ini Yuan China telah anjlok sebanyak 11,6 persen hingga harganya melesat turun di kisaran 7,1980 per dolar AS pada perdagangan Senin (17/10/2022).
Khawatir penguatan dolar makin membuat nilai dolar jatuh ke posisi terendah, membuat bank sentral China gencar menyerukan langkah intervensi kepada enam bank lokal untuk menukar Yuan dengan dolar AS di pasar forward dan menjual Dolar tersebut di pasar spot.
Cara yang dikenal dengan istilah swap, diambil guna mengecilkan risiko kerugian akibat selisih mata uang sehingga dapat menstabilkan nilai Yuan secara perlahan.
Dengan langkah tersebut bank sentral China atau Peoples Bank of China (PBoC) dapat menahan laju penurunan harga Yuan selama beberapa waktu depan.
"Bank-bank besar ingin memperoleh posisi dolar dari pasar swap untuk menstabilkan pasar spot," ujar sumber kepercayaan Reuters.
Baca juga: Rupiah Makin Terpuruk, Sedikit Lagi Tembus Rp15.500 per Dolar AS
Pada saat yang sama, langkah tersebut juga dapat membantu bank-bank negara untuk mendapatkan dolar pada saat kenaikan imbal hasil AS.
Langkah seperti ini bukanlah kali pertama yang dilakukan China, sebelumnya PboC telah lebih dulu menggunakan pedoman ini selama beberapa tahun belakangan, khususnya saat dolar mengalami pelemahan harga.
Tercatat sejak penurunan ekonomi pada tahun 2015 hingga saat ini, setidaknya bank sentral China telah membakar cadangan devisanya sebesar 1 triliun dolar AS hanya untuk mendukung penguatan Yuan selama krisis berlangsung.
Meski tindakan devisa ini telah memicu pengurangan aset devisa secara drastis, namun bank sentral China berdalih langkah tersebut harus diambil agar nilai Yuan dapat stabil di tengah memanasnya gejolak krisis inflasi pasar global.