Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pengamat Beberkan Prospek IPO Blibli di Tengah Ancaman Resesi

CEO & Co-Founder Blibli Kusumo Martanto mengatakan, perusahaan menawarkan sebanyaknya 17,75 miliar saham baru dengan nilai Rp 250 per saham.

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Pengamat Beberkan Prospek IPO Blibli di Tengah Ancaman Resesi
Tribunnews.com/Yanuar R Yovanda
Konferensi pers public expose penawaran umum saham perdana PT Global Digital Niaga (Blibli) di Jakarta, Selasa (18/10/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Global Digital Niaga (Blibli) menyatakan, akan melakukan penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada November mendatang. 

CEO & Co-Founder Blibli Kusumo Martanto mengatakan, perusahaan menawarkan sebanyaknya 17,75 miliar saham baru dengan nilai Rp 250 per saham. 

Jumlah itu sebesar 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO, yang dikeluarkan dari portepel perusahaan dan ditawarkan kepada masyarakat, dengan rentang harga penawaran Rp 410 hingga Rp 460 per saham.

Baca juga: Blibli Akan IPO di Bursa Efek Indonesia Bulan Depan, Bidik Dana Segar Sebesar Rp 8,17 Triliun

"Sementara, dana hasil IPO yang diperkirakan sebanyak-banyaknya Rp 8,1 triliun akan digunakan sebagian untuk pembayaran saldo utang fasilitas, dan sisanya akan dialokasikan sebagai modal kerja dalam mendukung kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (18/10/2022).

Adapun masa penawaran awal atau bookbuilding akan dilaksanakan mulai hari ini 17 Oktober 2022 hingga 24 Oktober 2022. 

Masa penawaran umum direncanakan pada 1 hingga 3 November 2022, dan rencananya Blibli akan tercatat di papan perdagangan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan kode saham “BELI”. 

Berita Rekomendasi

Untuk rencana aksi korporasi ini, Blibli telah menunjuk PT BCA Sekuritas dan PT BRI Danareksa Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Underwriters).

Pengamat ekonomi digital sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi menilai IPO merupakan aksi korporasi upaya untuk mengembangkan bisnis. 

Baca juga: Blibli Ajak Masyarakat Tak Ragu Beli Produk UMKM

"Menggantikan investasi para investor yang ada selama ini dan tentunya naik kelas karena menjadi perusahaan terbuka," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com. 

Menurut dia, prospek IPO Blibli sebenarnya lebih menguntungkan shareholder bukan konsumen karena ini lebih ke urusan finansial, bukan layanan pengguna. 

"Prospek ada, tapi memang tantangan juga besar seperti ancaman resesi, penurunan daya beli, dan suku bunga yang naik, sehingga akan jadi faktor apakah lebih cuan investasi di aplikasi atau misal perbankan," tutur Heru. 

Kendati demikian, dia menambahkan, potensi pasar e-commerce di Indonesia besar yakni Rp 3.000 triliun pada 2025 dan Rp 5.000 triliun pada 2030. 

Baca juga: Blibli Akan IPO di Bursa Efek Indonesia Bulan Depan, Bidik Dana Segar Sebesar Rp 8,17 Triliun

"Tetapi, memang itu angka di atas kertas, ada tantangan untuk mewujudkannya seperti pembangunan infrastruktur digital, logistik, UMKM yang ke arah digital, dan daya beli harus dijaga," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas