Bank Indonesia Sebut Inflasi Oktober 2022 Bakal Lebih Terkendali
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, terkendalinya inflasi Oktober 2022 disebabkan adanya sejumlah kebijakan yang diambil pemerintah.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi indeks harga konsumen (IHK) Oktober 2022 secara bulanan (month to month/mtm) bakal lebih terkendali dibandingkan dengan tingkat inflasi September 2022.
Seperti diketahui, dalam kurun waktu 2 bulan terakhir, inflasi IHK mengalami peningkatan yang cukup tinggi, sebagai dampak dari adanya penyesuaian harga bahan bakar minyak subsidi.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, terkendalinya inflasi Oktober 2022 disebabkan adanya sejumlah kebijakan yang diambil pemerintah.
Baca juga: Jaga Rupiah dan Inflasi, Bank Indonesia Kembali Naikan Suku Bunga Acuan Menjadi 4,75 persen
Seperti intensifnya koordinasi dengan pemerintah pusat maupun daerah, dan adanya bantalan sosial yang menyasar penduduk atau penerima manfaat.
"Itulah yang menyebabkan kenapa inflasi bulan ini akan lebih rendah dari sebelumnya. Untuk keseluruhan tahun ini juga akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya," ucap Perry dalam konferensi pers Bank Indonesia, Kamis (20/10/2022).
Sebelumnya pada periode September 2022, inflasi tercatat sebesar 1,17 persen (mtm), dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 112,87.
Namun secara tahunan, inflasi IHK September 2022 tercatat sebesar 5,95 persen (year on year/yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 4,69 persen (yoy), didorong oleh penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Baca juga: Inflasi Inggris Melonjak di Atas 10 Persen karena Harga Pangan Naik
Realisasi inflasi tersebut lebih rendah dari prakiraan sebelumnya sejalan dengan dampak penyesuaian harga BBM terhadap kenaikan inflasi kelompok pangan bergejolak (volatile food) dan inflasi kelompok harga diatur Pemerintah (administered prices) yang tidak sebesar prakiraan awal.
Sementara itu, inflasi inti tetap terjaga rendah yaitu sebesar 3,21 persen (yoy) sejalan dengan lebih rendahnya dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM, dan belum kuatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan.
Perry mengungkapkan, dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia memandang inflasi tahun 2022 akan lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan awal, meski masih di atas sasaran 3,0±1 persen.
"Sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia akan terus diperkuat untuk memastikan inflasi agar segera kembali ke sasaran yang telah ditetapkan," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.