Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Membaik, Sektor Ritel Jadi Penopang
IMF memproyeksikan perekonomian ekonomi Indonesia tumbuh lebih tinggi dibandingkan China dan Amerika Serikat.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketakukan masyarakat terhadap resesi 2023 yang dikhawatirkan terjadi di Indonesia tentu menjadi pertimbangan pelaku bisnis dan investor.
Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporan World Economic Outlook: Countering The Cost-Of-Living Crysis memproyeksikan perekonomian ekonomi Indonesia tumbuh lebih tinggi dibandingkan China dan Amerika Serikat.
IMF mempertahankan proyeksi ekonomi Indonesia 2022 sebesar 5,3 persen. Namun, memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5,2% menjadi 5% pada 2023.
Proyeksi IMF ini lebih rendah dari asumsi makro yang ditetapkan dari APBN 2023, yakni 5,3%. Amerika Serikat (AS) dengan proyeksi pertumbuhan 1,6% pada 2022 dan turun menjadi 1% pada 2023. China terjadi peningkatan dari 3,2% pada 2022 dan 4,4% pada 2023.
Rulief Harjianto, Project Manager Franchise & License Expo Indonesia (FLEI) mengatakan, proyeksi dari IMF tersebut memberikan angin segar serta menjawab keraguan pelaku usaha dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih positif menjadi kesempatan tersendiri.
"Optimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan dimotori oleh sektor Retail, termasuk Franchise, Lisensi, Business Opportunity dan Kemitraan.
Jika anda hendak membuka usaha, mengembangkan usaha dengan berekspansi ke seluruh nusantara, atau penetrasi ke negara ASEAN, sekarang adalah saat yang paling tepat," kata Rulief Harjianto
Ini pula yang mendorong Panorama Media menggelar Franchise & License Expo Indonesia (FLEI) yang menjadi wadah yang tepat bagi pelaku bisnis waralaba yang ingin mencari mitra bisnis, investor, hingga peluang kolaborasi lainnya.
Baca juga: Bisnis Ritel di Inggris Merosot ke Level Terendah Sejak Pandemi Covid-19
"Penyelenggaraan FLEI untuk yang kedua kalinya pada tahun 2022 ini mengusung tema Limitless Opportunites yang berarti memberikan semangat optimisme bagi para pelaku bisnis khususnya di segmen waralaba untuk selalu berpikir maju ke depan tanpa batas dalam berinovasi demi meraih peluang-peluang baru," katanya.
Rulief mengatakan, setiap edisi FLEI, kami mampu menghadirkan lebih dari 16.000 pengunjung berkualitas yang kami sebut potential Investor, hal ini seringkali membuat para exhibitor melakukan early reserved untuk booth di edisi selanjutnya hanya berselang 1-2 hari setelah edisi sebelumnya berakhir.
Baca juga: Harga BBM Telah Naik, Pengusaha Ritel Naikkan Harga Jual Berbagai Produk Bulan Depan
“Dari segi occupancy booth di Assembly Hall sendiri saat ini sudah mencapai 75% dari berbagai macam brand baik brand besar seperti Indomaret & Kulo Group maupun brand millennial pendatang baru seperti Boothcin Coffee, Olsera, Iconic Coffee, Chick A Chick dan masih banyak lagi," katanya.
Ajang FLEI ke-19 akan di selenggarakan di Assembly Hall, Jakarta Convention Center, 18-20 November 2022 mendatang.
Baca juga: Penguatan Investor Ritel Dinilai Bisa Jadi Kunci Penggerak Ekonomi RI
FLEI edisi ke 19 akan secara penuh merealisasikan Licensing Pavilion baik dari edukasi acara, booth pavililun interaktif khusus Licensing, dan juga penawaran menarik lainnya bagi para brand yang berminat untuk melakukan kolaborasi.