Bank Dunia Revisi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Enam Negara Barat pada 2022 Menjadi 3,4 Persen
Pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh konsumsi swasta dan investasi terbukti telah menguat pada paruh pertama 2022.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SARAJEVO – Bank Dunia menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi 2022 untuk enam negara Balkan Barat menjadi 3,4 persen dari yang sebelumnya 3,1 persen.
Pihaknya mengatakan bahwa perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk 2022 masih dipengaruhi oleh perang di Ukraina dan inflasi yang dihasilkan serta perlambatan pertumbuhan global.
Dalam laporannya, Bank Dunia juga menyebut pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh konsumsi swasta dan investasi terbukti telah menguat pada paruh pertama 2022.
Baca juga: Jokowi: Patut Disyukuri di Tengah Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Positif
"Pertumbuhan pada paruh pertama 2022 terbukti relatif kuat, jelas bahwa sekarang kawasan ini menuju ke kondisi yang lebih baik,” kata Sanja Madzarevic-Sujster, Ekonom Senior Bank Dunia.
Dikutip dari Reuters, Selasa (25/10/2022) Bank Dunia turut memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi 2023 untuk Albania, Bosnia, Kosovo, Montenegro, Makedonia Utara, dan Serbia sebesar 0,3 poin persentase menjadi 2,8 persen.
“Harga energi dan pangan yang lebih tinggi telah mendorong inflasi ke tingkat yang tidak terlihat selama bertahun-tahun, mengikis daya beli dan kepercayaan bisnis. Sementara Inflasi makanan mencapai 25 persen di Bosnia, Montenegro dan Makedonia Utara,” ujar Sanja Madzarevic-Sujster.
Bank Dunia juga memperkirakan inflasi sebesar dua digit masih akan melanda semua negara Balkan Barat di tahun depan, kecuali Albania yang mengalami penurunan 6,4 persen.
Di sisi lain, Bank Dunia secara terang-terangan memperingatkan kemungkinan bahwa jumlah orang miskin di wilayah tersebut dapat meningkat sebesar 13 persen karena harga pangan dan energi yang lebih tinggi, kecuali pemerintah bertindak untuk meredam guncangan harga yang parah.