Dihantam Badai Inflasi, Proyeksi Ekonomi Digital Asia Resmi Dipangkas
Proyeksi ekonomi digital di sejumlah negara Asia Tenggara pada 2025 mendatang resmi dipangkas menjadi 330 miliar dolar AS dari sebelumnya 363 miliar.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
![Dihantam Badai Inflasi, Proyeksi Ekonomi Digital Asia Resmi Dipangkas](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-ekonomi-digital___________________.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Proyeksi ekonomi digital di sejumlah negara Asia Tenggara pada 2025 mendatang resmi dipangkas menjadi 330 miliar dolar AS, dari sebelumnya diproyeksikan mencapai 363 miliar dolar AS.
Menurut laporan tahunan yang dirilis Google Alphabet, pemangkasan ini dilakukan setelah dua investor asal Singapura yakni Temasek Holdings serta Bain & Company melihat adanya ancaman ketidakpastian ekonomi Asia akibat inflasi.
Memanasnya invasi Rusia – Ukraina tak hanya memukul ekonomi kedua negara tersebut, namun juga telah memicu lonjakan harga pangan dan energi di pasar global.
Hingga membuat pasar Asia Tenggara dihantam perlambatan ekonomi karena konsumen membatasi kegiatan berbelanja.
"Di tengah tantangan ekonomi makro global, pendapatan yang berkurang, harga-harga yang meroket, dan ketersediaan produk yang lebih rendah, hal tersebut akan mempengaruhi penurunan permintaan dari konsumen Asia Tenggara," ungkap investor dalam sebuah rilis, Kamis (27/10/2022).
Kondisi tersebut kian diperparah dengan krisis rantai pasokan akibat adanya kebijakan pembatasan Covid di Tiongkok.
Munculnya tekanan ini lantas membuat para investor global semakin berhati-hati dalam melakukan valuasi saham.
Baca juga: Ekonomi Digital Diyakini Jadi Solusi Hadapi Risiko Lonjakan Inflasi
Meski tengah mengalami gejolak perlambatan makroekonomi, laporan yang dirilis Google menyebut bahwa ekonomi digital di enam negara besar di kawasan Asia Tenggara akan tetap tumbuh.
Hal ini mengingat saat ini jumlah pengguna internet di kawasan tersebut telah meningkat menjadi 460 juta selama 2022.
Mengutip dari Straits Times enam negara besar yang tercakup dalam laporan tersebut, diantaranya Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.
Baca juga: Jokowi: Potensi Ekonomi Digital Indonesia Besar, Pengguna Internet Capai 77 Persen
Dengan dorongan ini keenam negara tersebut diprediksi akan membukukan pertumbuhan dua digit hingga 2025 mendatang, dipimpin Vietnam yang akan merajai proyeksi ekonomi digital dengan pertumbuhan tercepat pada tahun ini sebesar 28 persen.
Sementara, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi digital 22 persen menjadi 77 miliar miliar pada tahun ini.