Lembaga Keuangan Perlu Mengedukasi Nasabah Agar Bisa Mengelola Keuangannya Secara Baik
Layanan keuangan perlu dirancang secara khusus oleh perusahaan keuangan agar pelanggan dapat meningkatkan literasi keuangan pribadinya
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aspek sosial yang mencakup inklusi serta literasi keuangan tidak lepas dari adanya produk keuangan yang transparan, mudah diakses di mana saja dengan proses yang cepat serta diiringi pemahaman pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatur keuangan secara terencana.
Ajisatria Suleiman selaku Associate Researcher Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) mengatakan, layanan keuangan perlu dirancang secara khusus oleh perusahaan keuangan agar pelanggan dapat meningkatkan literasi keuangan pribadinya di samping mendapatkan manfaat dari layanan yang digunakannya.
"Produk dan layanan keuangan yang tepat guna idealnya mampu memberikan wawasan lebih, keterampilan, dan keyakinan bagi pelanggan saat menggunakannya," kata Ajisatria Suleiman saat temu media Strategi Home Credit Pacu Literasi dan Inklusi Keuangan di Jakarta belum lama ini.
Baca juga: Trauma Krisis Keuangan Masa Lalu Mulai Menghantui Para Pembuat Kebijakan di Korea Selatan
Apalagi bagi pelanggan yang belum melek keuangan, tidak hanya kemudahan akses, namun penyedia jasa keuangan juga perlu memastikan bahwa pelanggan memahami secara menyeluruh produk dan layanan tersebut.
"Di samping itu, semua pihak perlu memastikan efektivitas dari program literasi keuangan yang selama ini sudah dijalankan mengingat tingkat literasi keuangan masih relatif rendah dibandingkan dengan inklusi keuangan,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, CEO Finansialku.com Melvin Mumpuni mengatakan, perlunya lembaga keuangan memberikan edukasi pelanggan atau nasabahnya agar bisa mengelola keuangannya dengan baik.
Baca juga: Gabung di Capital Market Summit & Expo 2022, Stockbit Pacu Literasi Keuangan ke Masyarakat
Ini perlu dilakukan tidak lepas dari adanya usaha dalam meningkatkan kesadaran dan wawasan mereka terkait perencanaan keuangan.
“Perencanaan keuangan itu bisa dibuat jika seseorang telah memiliki literasi keuangan yang baik (well-literate) yang bisa membantu masyarakat dalam memaksimalkan layanan keuangan sesuai kebutuhan, sekaligus juga memahami manfaat serta resikonya secara bersamaan,” kata Melvin Mumpuni.
Siapapun, kata Melvin bisa jadi cerdas dalam merencanakan keuangan asalkan rajin mencari sumber wawasan baru, di mana saat ini ada banyak platform yang bisa memberikan panduan dalam mempraktikkan teknik-teknik money management.
"Contohnya, secara rutin menyampaikan wawasan dan keterampilan keuangan melalui media sosial resmi seperti Instagram, Facebook, Twitter, Tiktok," katanya.
Baca juga: BI Catat Rp 3,02 Triliun Modal Asing Masuk Pasar Keuangan Domestik dalam Sepekan
Sheldon Chuan selaku Chief Marketing & Digital Officer Home Credit Indonesia mengatakan, pihaknya mengusung transparansi atas layanan dan produknya dengan mengoptimalkan teknologi digital.
Layanan ini menyediakan pembiayaan barang di toko, pembiayaan modal usaha, Buy Now Pay Later (BNPL) hingga asuransi dapat diakses oleh masyarakat melalui aplikasi My Home Credit yang kini telah diunduh oleh lebih dari 12,56 juta pengguna terdaftar.
Melalui aplikasi itu, masyarakat dapat menggunakan layanan yang cepat dimana hanya dibutuhkan 3 menit untuk mengetahui limit pembiayaan ketika mengajukan aplikasi pembiayaan barang di sekitar 22.000 toko milik mitra yang tersebar di hampir 200 kota di seluruh Indonesia.
"Adapun setelah pelanggan memiliki kontrak aktif, terdapat skema cooling-off period, di mana pelanggan memiliki pilihan dalam kurun waktu 14 hari untuk membatalkan perjanjian pembiayaan yang telah ditandatangani apabila berubah pikiran," katanya.
Baca juga: Permudah Akses Pembiayaan Bagi Bisnis Mikro, BSI Luncurkan Portal Salam Digital
Menyambut bulan Inklusi Keuangan, mengusung semangat #BisaJadiJadiBisa, Home Credit membantu pelanggan dalam mewujudkan berbagai rencana dalam hidup sekaligus memberdayakan masyarakat untuk menjalani kehidupan yang mereka inginkan.
Programnya berupa rangkaian pameran belanja multiproduk dan edukasi keuangan bernama Pesta diiringi konten-konten digital untuk tingkatkan literasi keuangan masyarakat luas. Gelaran PESTA diadakan di kota Bandung (23-29 Oktober), Medan (31 Oktober – 6 November), dan Manado (22-28 November).