Proyeksi Goldman Sachs: Kenaikan Suku Bunga The Fed Tembus 5 Persen di 2023
The Fed menyebut pengetatan kontrol pada kebijakan moneternya akan terus dilakukan, selama ekonomi Amerika masih dibayangi perlambatan.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Ahli ekonom Goldman Sachs Group Inc memprediksi kenaikan suku bunga yang dilakukan bank sentral AS (The Fed) akan terus berlanjut tembus menjadi 5 persen pada kuartal pertama 2023, angka ini melesat lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
“Bank sentral akan menaikkan suku bunga acuannya ke kisaran 4,75 persen hingga 5 persen pada bulan Maret, 25 basis poin lebih banyak dari perkiraan sebelumnya,” tulis Jan Hatzius dalam sebuah laporan penelitian Goldman Sachs Group.
Proyeksi ini dilontarkan setelah beberapa waktu lalu Federal Reserve atau yang kerap dikenal sebagai The Fed secara aktif menyerukan tren kenaikan suku bunga acuan.
Baca juga: Jepang Pertahankan Suku Bunga Rendah di Tengah Sikap Hawkish Bank Sentral Negara Lain
The Fed menyebut pengetatan kontrol pada kebijakan moneternya akan terus dilakukan, selama ekonomi Amerika masih dibayangi perlambatan.
Sebagai informasi selama 2022 setidaknya The Fed telah menaikan suku bunga acuannya sebanyak lima kali, dimana pada 28 Juli dan 16 Juni The Fed dilaporkan mengerek suku bunga acuannya sebesar 75 bps, kemudian pada 5 Mei 2022 suku bunga kembali diperketat sebesar 50 bps, kemudian 25 bps pada 17 Maret dan terakhir 75 bps pada 22 September.
Meski laju inflasi di Amerika Serikat di kuartal ketiga 2022 berhasil turun jadi 4,2 persen namun hal tersebut tak lantas membuat The Fed memperlonggar aturannya, justru The Fed semakin agresif menarik suku bunga hingga 2023 mendatang.
Menurut analsisi para ekonom Goldman Sachs yang dikutip dari Bloomberg selain melonjaknya laju inflasi ke level tertinggi setidaknya ada beberapa alasan yang mendorong The Fed terus mengambil sikap hawkish.
Baca juga: Kenaikan Suku Bunga The Fed Bangkitkan Kekhawatiran krisis Ekonomi Asia di Era 1990
Diantaranya untuk mendinginkan harga kebutuhan pokok seperti pangan dan energi yang belakangan telah meroket karena pengetatan fiskal serta untuk mengerek naik pendapatan masyarakat agar dapat seimbang dengan kenaikan harga yang tengah terjadi di pasar AS.
Sementara untuk skenario kenaikan suku bunga Goldman Sachs memperkirakan The Fed akan melakukan hawkish sebesar 75 bps pada pertemuan di minggu ini, lalu pada Desember suku bunga kembali dinaikan lagi ke level 50 bps dan terakhir kenaikan 25 bps dilakukan pada Februari dan Maret 2023.