Dukung Ekonomi Sirkular, Rapel Garap Pengolahan Sampah Anorganik di Bali
Ekonomi sirkular diyakini membuat Bumi lebih terjaga dari risiko negatif, mulai dari krisis energi hingga pencemaran lingkungan.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Ekonomi sirkular kini menjadi perhatian serius banyak pihak, tidak hanya organisasi internasional tapi juga pemerintah hingga dunia usaha.
Ekonomi sirkular diyakini membuat Bumi lebih terjaga dari risiko negatif, mulai dari krisis energi hingga pencemaran lingkungan.
Mendukung gerakan ekonomi sirkular di Indonesia, Rapel, sebagai perusahaan yang yang bergerak di bidang pengolahan sampah anorganik sejak 2015 kini mengarap bisnis pengolahan sampah anorganik di Pulau Dewata Bali.
Baca juga: Road to G20: Pengurangan Sampah Plastik di Laut Jadi Isu Utama Akselerasi Ekonomi Sirkular
Peresmian kehadiran Rapel di bisnis ini dilakukan di kawasan Sanur, Bali, baru-baru ini dihadiri Dr. Ir. Firmanto Laksana dari Otto Lima group dan Co-Founder Rapel dan juga pejabat Dinas Lingkungan Hidup & Kebersihan Kota Denpasar.
Di acara ini Rapel juga resmi merilis web series mereka yang merupakan karya kolaborasi dengan Roemah Tjinema.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng yang menjadi simbol resminya Rapel di Bali dan menjadi Berdasar keterangan tertulis yang dikirimkan ke redaksi, Rapel sudah mengolah sampah anorganik sebanyak 1500 ton di Indonesia.
“Dengan resminya Rapel beroperasi di Pulau Bali, kami sangat terbuka untuk bekerjasama dengan masyarakat dan berbagai instansi dalam melakukan sosialisasi dan penjemputan sampah anorganik,” ungkap Gayatri, Head of Branding, Marketing & Campaign Rapel dalam pernyataan tertulis yang dikutip Selasa, 8 November 2022.
Dia menjelaskan, Rapel memiliki misi mengurangi jumlah sampah, perubahan perilaku, dan ekonomi sirkular. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Provinsi Bali menghasilkan 915,5 ribu ton sampah sepanjang tahun 2021. Angka yang cukup besar untuk pulau Bali yang kecil.
Baca juga: Pelaku Industri Petrokimia Berkomitmen Terapkan Prinsip Ekonomi Sirkular
Kendaraan Listrik
Gayatri memaparkan, Rapel juga menyiapkan sejumlah motor listrik yang ramah lingkungan sebagai armada kolektor sampah anorganik, sebagai komitmen Rapel dalam menyuarakan gerakan mencintai bumi secara baik dan bekelanjutan.
"Saat ini Rapel sudah bekerjasama dengan Bank Sampah di Banjar Legian Kelod - Kuta, beberapa Fakultas di Universitas Udayana, dan beberapa instansi lainnya. Setelah ini kami akan gencar melakukan sosialisasi rapel agar edukasi tentang pemilahan sampah berjalan secara merata," ujar Gayatri.
Lekat dengan perkembangan teknologi, Rapel juga memiliki aplikasi yang dapat diunduh pada smartphone, untuk menjangkau individu lebih menyeluruh.
Baca juga: Tingkatkan Ekonomi Sirkular, KLHK: Aturan Volume Minimal 1 Liter Wajib dan Bukan Anjuran
Setiap sampah anorganik yang disetorkan ke Aplikasi Rapel akan memiliki nilai ekonomi sesuai jenis sampah yang disetorkan. Setelah mengunduh aplikasi, user cukup foto dan tentukan jadwal penjemputan, lalu kolektor rapel akan datang dan mengambil sampah anorganik yang sudah dikumpulkan.
Saldo juga akan otomatis tercantum dalam aplikasi setiap melakukan transaksi. Sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat dari pemilahan sampah, cukup dengan pilah dan timbang.