Luncurkan Panduan Investasi Lestari, Menteri Bahlil: Tak Perlu Ribut Investasi Merusak Lingkungan
Menurut Bahlil Lahadalia Panduan Investasi Lestari dinilai mampu menjaga lingkungan bahkan menjamin kesejahteraan masyarakat.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga swadaya masyarakat (Non-Governmental Organisation) kerap mempersoalkan kebijakan investasi yang dinilai merusak lingkungan.
Menganggapi hal itu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia berujar, saat ini tak perlu berseteru mengenai kondisi lingkungan terkait kegiatan investasi asing.
Sebab, dirinya telah meluncurkan Sustainable Investment Guidelines (SIG) atau Panduan Investasi Lestari, yang menjadi komitmen Pemerintah Indonesia terhadap ekonomi hijau.
Baca juga: Deklarasikan Bali Kompendium, Bahlil Lahadalia Sebut Investasi Harus Berkolaborasi dengan Daerah
Kata dia, Panduan Investasi Lestari dinilai mampu menjaga lingkungan bahkan menjamin kesejahteraan masyarakat.
"Selama ini kita ribut terus, investasi merusak lingkungan, investasi tidak memperhatikan rakyat. Itu terus yang kita dengungkan," kata Bahlil dalam acara Bali Kompedium di InterContinental Bali Resort, Jimbaran, Bali, Senin (14/11/2022).
"Coba dipikirkan bagaimana ada panduan investasi domestik, sehingga orang engga ribut lagi," sambungnya.
Lebih lanjut, kata Bahlil, Panduan Investasi Lestari nantinya akan digunakan sebagai aturan utama terhadap kegiatan investasi yang masuk dari investor asing.
Adapun penyusunan Panduan Investasi Lestari ini merupakan hasil kolabarasi Kementerian Investasi/BKPM dengan Koalisasi Ekonomi Membumi, KADIN, APINDO, perwakilan dari organisasi masyarakat, akademisi, investor, lembaga keuangan, dan pelaku UMKM.
Baca juga: Bahlil Sebut Aliran Dana Investasi EBT Bagi Negara Berkembang Sudah Setara Negara Maju
Sebelumnya diberitakan, Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia juga mendeklarasikan Bali Kompedium yang merupakan hasil kesepakatan dalam klaster investasi pada pertemuan tingkat Menteri G20/ Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) yang berlangsung pada 22-23 September 2022 lalu di Bali.
Dalam sambutannya, Bahlil menjelaskan, latar belakang penyusunan Bali Kompendium, yaitu pentingnya sikap saling menghargai antar negara G20 dalam menentukan arah kebijakan investasi masing-masing negara berdasarkan keunggulan kompetitifnya.
Secara tegas, Bahlil mengungkapkan adanya negara-negara yang merasa lebih berhak dan mengatur negara lainnya. Hal itu menurut Bahlil tidak relevan dengan perkembangan global saat ini.
"Ada yang merasa lebih pintar dan paling tahu, dia ngatur yang lain. Saya katakan bahwa ini cara-cara yang tidak relevan dengan perkembangan global," ucapnya.
Baca juga: Kejar Target Produksi Migas di 2030, Investasi di Hulu Migas Terus Digenjot
"Maka kemudian kita rumuskan arah kebijakan investasi masing-masing negara, sudah kita hargai dengan keunggulan komparatif nya, dengan harga nya, dengan konstitusi negaranya, dengan kultur masyarakat di negara ini," sambungnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.