Saat KTT G20 Bali, Perdana Menteri Singapura Ajak Pemimpin Dunia untuk Perkuat Sistem Perdagangan
Negara-negara di dunia diharapkan meningkatkan pembiayaan berkelanjutan demi mencapai tujuan iklim dan membantu sektor-sektor yang sulit.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
![Saat KTT G20 Bali, Perdana Menteri Singapura Ajak Pemimpin Dunia untuk Perkuat Sistem Perdagangan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/jokowi-bertemu-lee-hsien-loong.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NUSA DUA – Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong meminta para pemimpin dunia untuk memperkuat sistem perdagangan multilateral berbasis aturan dan secara kolektif mempercepat ambisi bersih-nol.
Pernyataan itu disampaikan oleh Lee dalam KTT G20 pada Selasa (15/11) yang berlangsung di Bali.
Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (15/11/2022) Lee mengatakan bahwa hal itu diperlukan untuk mengatasi kerawanan pangan dan energi global, yang diperburuk oleh pandemi Covid-19 dan perang berkelanjutan Rusia melawan Ukraina.
Baca juga: Presiden Jokowi Bertemu Perdana Menteri Singapura Bahas Myanmar
“Penting bagi semua negara untuk terus menikmati akses tanpa hambatan ke energi, pangan dan komoditas pertanian, terutama selama krisis,” ujar Lee, seraya menambahkan bahwa Singapura mengambil perannya sebagai pusat logistik, transportasi, dan energi yang terpercaya dengan sangat serius.
“Kami berharap dapat bekerja sama dengan mitra untuk menjaga rantai pasokan global tetap bebas dan terbuka,” imbuhnya.
Di samping itu, Lee menekankan negara-negara di dunia untuk meningkatkan pembiayaan berkelanjutan demi mencapai tujuan iklim dan membantu sektor-sektor yang sulit mengurangi karbon atau beralih ke energi bersih.
Otoritas Moneter Singapura pada bulan lalu telah menyuntikkan 5 juta dolar Singapura ke dalam hibah baru yang bertujuan menyediakan dana untuk studi tentang solusi keuangan campuran yang inovatif dan memobilisasi modal di sektor-sektor sasaran di Asia.
Kemudian, ia juga menyoroti rencana iklim Singapura dengan menaikkan pajak karbon dan mengembangkan ekonomi hidrogen.
Negara tersebut menaikkan target iklimnya menjelang KTT iklim PBB (COP27) tahun ini dan berjanji untuk mengurangi emisi hingga sekitar 60 juta ton setara karbon dioksida (MtCO2e) pada 2030 setelah mencapai puncak emisi sebelumnya.
Namun, biaya produksi yang tinggi dan kurangnya infrastruktur masih menjadi kendala dalam penggunaan hidrogen di Singapura.
Mengakhiri pidatonya, Lee berharap Singapura dapat bekerja sama dengan mitra G20 untuk memperkuat ketahanan pangan dan energi global.
Seperti diketahui, Singapura bukanlah anggota G20, tetapi Lee telah diundang oleh Presiden RI Joko Widodo untuk menghadiri pertemuan para pemimpin dunia di Bali.
Dalam kunjungannya ke Bali, Ia didampingi oleh Wakil Perdana Menteri Lawrence Wong, yang juga Menteri Keuangan, serta Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.