GoTo PHK 1.300 Karyawan, Berikut Perjalanan Ekspansi Raksasa Teknologi Indonesia ke Luar Negeri
Pemangkasan karyawan oleh GoTo itu dilakukan ketika perusahaan berupaya mengurangi biaya dan meredakan kekhawatiran investor atas kerugian
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Raksasa teknologi Indonesia PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mengumumkan akan merumahkan 1.300 karyawan atau sekitar 12 persen dari tenaga kerjanya.
Pemangkasan karyawan oleh GoTo itu dilakukan ketika perusahaan berupaya mengurangi biaya dan meredakan kekhawatiran investor atas kerugian yang meningkat.
"Tantangan makro ekonomi global berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. GoTo, seperti layaknya perusahaan besar lainnya, perlu beradaptasi untuk memastikan kesiapan Perusahaan menghadapi tantangan ke depan," kata perusahaan teknologi ini dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: PHK 1.300 Karyawan, Siang Ini Saham GOTO Melonjak 5 Persen Hingga Jadi Top Gainers LQ45
Melansir dari Bloomberg, perusahaan ride-hailing, e-commerce, dan fintech ini akan segera memberi tahu karyawan yang terkena dampak pemangkasan tersebut.
GoTo bergabung dengan perusahaan teknologi lainnya seperti Apple Inc hingga Meta Platforms Inc dalam memangkas tenaga kerjanya atau memperlambat perekrutan karyawan karena perusahaan bersiap menghadapi masa-masa sulit di masa depan.
Dibentuk melalui kesepakatan merger dua perusahaan teknologi Indonesia, penyedia transportasi online Gojek dan perusahaan e-commerce Tokopedia, GoTo mulai go public pada awal tahun ini dalam salah satu penawaran umum perdana (IPO) terbesar tahun ini dan sahamnya telah merosot hampir 40 persen sejak saat itu.
Pemangkasan tenaga kerja di GoTo menggarisbawahi upaya perusahaan untuk memangkas biaya operasional karena raksasa teknologi ini bersiap mengungkapkan hasil kuartalan pada 21 November.
Pada Agustus, GoTo melaporkan kerugian penyesuaian kuartal kedua sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi melebar menjadi Rp 4,14 triliun dari kerugian proforma sebesar Rp 3,9 triliun setahun sebelumnya.
Perusahaan mengatakan itu harus mempercepat kemajuannya menuju menjadi bisnis yang benar-benar berkelanjutan dan mandiri secara finansial, berpusat pada penawaran intinya atas permintaan, layanan e-commerce dan teknologi keuangan.
Baca juga: 1.300 Karyawan GoTo Kena PHK, Manajemen Pastikan Beri Kompensasi
Perusahaan yang berbasis di Jakarta ini juga beroperasi di Singapura dan Vietnam. Gojek tercatat telah berekspansi ke luar negeri sejak 2018.
Berikut perjalanan ekspansi raksasa teknologi Tanah Air yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 April 2022:
1. Ekspansi Gojek ke Vietnam: Agustus 2018
Gojek mulai berekspansi ke Vietnam pada awal Agustus 2018 dengan merek Go-Viet. Debutnya dilakukan di kota Ho Chi Minh.
Melansir dari Tribunnews, kurang lebih enam minggu setelahnya, Go-Viet mengembangkan sayap ke kota terbesar kedua sekaligus ibukota Vietnam, Hanoi.
Pada awal kehadirannya, Go-Viet menawarkan dua layanan utamanya untuk konsumen Vietnam yaitu Go-Ride dan Go-Send. Pada pertengahan tahun 2021, perusahaan mengubah namanya di Vietnam menjadi Gojek.
Baca juga: PHK 1.300 Karyawan, GoTo: Tak Bisa Dihindarkan, Kami Ingin Tumbuh Berkelanjutan dalam Jangka Panjang
2. Ekspansi Gojek di Thailand: Awal Tahun 2019
Gojek melebarkan sayap bisnisnya di Thailand dengan menggunakan merek GET.
GET hadir dalam versi beta pada Desember 2018, dan resmi mengaspal pada awal 2019. Saat pertama kali meluncur, Gojek hanya menyediakan tiga layanan, antara lain Get-Win (layanan antar jemput penumpang), Get-Delivery (layanan antar barang), dan Get-Food (layanan pesan-antar makanan).
Sama seperti di Vietnam, pada pertengahan 2021 perusahaan mengubah namanya menjadi Gojek. Namun pada Juli 2021, Gojek melalui GoTo melepas unit bisnis dan operasional di Thailand ke AirAsia.
3. Ekspansi Gojek ke Singapura: Resmi Meluncur pada Januari 2019
Ekspansi Gojek berlanjut ke Singapura pada November 2018 dalam bentuk beta, dan resmi mengaspal pada 11 Januari 2019 dengan tetap menggunakan nama Gojek.
Namun ekspansi ke Singapura tidak semudah di Vietnam dan Thailand, karena The Lion City melarang penggunaan sepeda motor untuk transportasi umum. Gojek akhirnya hanya menyediakan layanan Go-Car di negara tersebut.
Baca juga: PHK 1.300 Karyawan, GoTo: Tak Bisa Dihindarkan, Kami Ingin Tumbuh Berkelanjutan dalam Jangka Panjang
4. Perluas Ekosistem di India pada 2019
Gojek memperluas ekosistem ke India dengan mengakuisisi startup rekrutmen karyawan yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI), AirCTO, pada 2019. Gojek juga mengembangkan kantor baru di Gurugram, India.
5. Tambah Layanan di Platform Financial-nya dan Merambah Bisnis Berkelanjutan
GoTo telah menambahkan beberapa layanan pada platform financial miliknya, seperti Moka, GoStore hingga GoBiz. Hal tersebut dilakukan agar pelaku usaha dapat meningkatkan produktivitas serta menurunkan biaya operasional.
Selain menambah layanan di platform financial-nya, GoTo juga berfokus pada bisnis berkelanjutan dengan target pengurangan emisi karbon pada 2030 melalui konsep Three Zeros, yaitu Zero Emissions, Zero Waste, dna Zero Barriers.
Baca juga: PHK 1.300 Karyawan, Siang Ini Saham GOTO Melonjak 5 Persen Hingga Jadi Top Gainers LQ45
GoTo juga membuat perusahaan patungan khusus ekosistem kendaraan listrik dengan TBS Energi Utama (TBS) yang diberi nama Electrum.
Perusahaan teknologi itu telah menguji coba komersial kendaraan listrik di wilayah terbatas yaitu Jakarta Selatan. Terdapat ratusan unit motor listrik yang dipakai mitra pengemudi motor untuk menarik konsumen.