Kerentanan Finansial Singapura Naik, Tetapi Diklaim Masih Tahan Guncangan
DStress test bank sentral menunjukkan korporasi dan rumah tangga masih tahan terhadap guncangan makrofinansial.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPORE – Bank Sentral Singapura pada Jumat (25/11/2022) mengatakan bahwa rumah tangga, perusahaan hingga industri di negara itu telah melihat peningkatan kerentanan keuangan tahun ini, sembari memperingatkan orang-orang untuk berhati-hati dalam mengambil lebih banyak utang hipotek.
“Kerentanan yang lebih tinggi sebagian besar disebabkan oleh pelepasan penyangga pencegahan terkait pandemi,” kata bank sentral Singapura dalam tinjauan stabilitas keuangan tahunannya.
Namun, stress test bank sentral menunjukkan korporasi dan rumah tangga "masih tahan terhadap guncangan makrofinansial", sementara bank memegang posisi modal yang kuat.
Baca juga: Resesi Amerika Semakin Nyata, The Fed Sebut Perlambatan Ekonomi Capai Level 50 Persen di 2023
Di samping itu, bank sentral Singapura juga memberi peringatan kepada rumah tangga, terutama mereka yang berada di kelompok berpenghasilan rendah supaya berhati-hati ketika melakukan pinjaman hipotek, mengingat kondisi keuangan diperkirakan akan semakin ketat di kuartal mendatang.
Pihaknya mengatakan bahwa pinjaman perumahan tetap menjadi penyumbang utama kenaikan utang rumah tangga, memberikan kontribusi 2,7 poin persentase terhadap pertumbuhan sebesar 3,1 persen tahun ke tahun pada kuartal III 2022.
“Hikmahnya adalah bahwa kualitas kredit perumahan telah meningkat selama setahun terakhir setelah aturan yang lebih ketat diperkenalkan pada Desember tahun lalu,” kata bank sentral Singapura, yang dikutip oleh Reuters.
Adapun, rasio pinjaman terhadap nilai turun menjadi 43 persen pada kuartal III 2022 dari 54 persen pada 2017, dan hanya 30 unit yang diambil alih tahun ini.
Beberapa waktu lalu, bank sentral Singapura memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara itu akan melambat tajam selama tahun depan dengan inflasi kemungkinan akan tetap "secara signifikan" di atas target banyak bank sentral.
Selain itu, pihaknya juga mengingatkan bahwa risiko inflasi dan suku bunga yang tetap tinggi dalam waktu lebih lama dari perkiraan sebelumnya, akan memperburuk beban utang bagi rumah tangga dan bisnis yang rentan serta memberikan tekanan lebih besar pada bank.