Operasikan PLTS Atap di Pabrik Tepung Terigu, Bungasari Hemat Pengeluaran Hingga Rp3 Miliar
PLTS Atap ini mampu memproduksi energi listrik untuk kebutuhan pabrik dari energi surya sebesar 2,94 juta kWh per tahun
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bungasari Flour Mills Indonesia meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap berkapasitas 2.4 megawatt-peak di pabrik tepung terigu yang berlokasi di Medan, Sumatera Utara.
PLTS Atap ini mampu memproduksi energi listrik untuk kebutuhan pabrik dari tenaga surya sebesar 2,94 juta kWh per tahun yang setara dengan penghematan pengeluaran hingga Rp 3 miliar.
Perseroan juga meresmikan dua proyek lain yakni instalasi Absorption Chilller yang berorientasikan pada program Waste Heat Conversion serta proses Sertifikasi Industri Hijau yang berorientasi ramah lingkungan di pabrik Bungasari di Cilegon, Banten.
Presiden Direktur PT Bungasari Flour Mills Indonesia Budianto Wijaya mengatakan, investasi di pabrik Bungasari di Cilegon dan Medan ini merupakan bagian dari upaya untuk mencegah global warming yang mengancam lingkungan.
"Bungasari mendukung upaya pemerintah menuju pencapaian target nol emisi pada 2060 dengan mendorong penggunaan energi baru terbarukan (EBT) sebagai sumber pasokan energi. Salah satu langkah Bungasari dalam pemanfaatan EBT ini adalah penggunaan PLTS Atap Bungasari Medan," ujar Budianto dalam keterangannya, Minggu (27/11/2022).
"Pabrik di Cilegon, Banten, Bungasari memiliki sejumlah proyek industri ramah lingkungan melalui program Waste Heat Conversion dan proses Sertifikasi Industri Hijau yang merupakan program dari Kementerian Perindustrian yang mengarahkan perusahaan agar lebih efisien dalam menggunakan sumber daya alam, bahan baku, energi, dan air," sambung Budianto.
Baca juga: Kejar Target 23 Persen Bauran EBT, PLTS Atap Sektor Komersial dan Industri Dikebut
Energi listrik bersih yang dihasilkan PLTS Atap di Medan, setara dengan pengurangan karbon dioksida sejumlah 68.668.113 kg atau konsumsi listrik untuk 46,969 rumah atau green house gas (22.261.996 liter).
Pemanfaatan sinar matahari sebagai sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan, Bungasari juga melakukan penghematan yang sebanding dengan penghematan emisi atas 14.704 kendaraan roda empat.
Kemudian mendorong ekonomi hijau dengan perbandingan penanaman pohon sejumlah 881.414 pohon.
Baca juga: IESR: Harga PLTS Atap Makin Murah, Bisa Digunakan untuk Perumahan
Sedangkan, pemanfaatan energi gas buang yang bersumber dari gas engine di pabrik Cilegon, nantinya akan memberikan manfaat penghematan energi listrik sejumlah 824.000 kWh per tahun atau kira-kira setara dengan jejak karbon (carbon foot-print) sejumlah 570 ton karbon dioksida per tahun.
Budianto mengatakan, program-program ini semakin mengukuhkan komitmen perusahaan terhadap pembangunan masa depan hijau dan berperspektif iklim. "Di sisi lain, melalui pemanfaatan gas buang selama setahun, Bungasari dapat menghemat mencapai Rp3,15 miliar," paparnya.