Pentingnya Dana Darurat dan Tips Menyiapkan Dana Darurat dengan Investasi
Jika kamu tertarik menyiapkan dana darurat dengan investasi, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan.
TRIBUNNEWS.COM - Dalam pengelolaan keuangan, bukan hanya pengeluaran rutin yang harus dialokasikan. Menyisihkan sebagian untuk dana darurat juga penting dan harus menjadi prioritas, termasuk dengan menabung atau berinvestasi, misalnya investasi kripto.
Melansir website Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dana darurat merupakan dana yang sengaja dipersiapkan untuk antisipasi dan dapat digunakan ketika peristiwa atau keadaan darurat yang tidak diharapkan terjadi.
Dengan kata lain, dana darurat bertujuan untuk membiayai kebutuhan yang tidak rutin atau keadaan mendesak yang sewaktu-waktu, baik untuk kebutuhan pendidikan, kesehatan, musibah, wabah, dan lain-lain.
Salah satu contoh konkretnya adalah di tengah masa pandemi Covid-19, di mana cukup banyak masyarakat kehilangan pemasukan karena menjadi korban PHK, sehingga membutuhkan dana darurat untuk memenuhi kebutuhannya.
Atau, contoh lain adalah di saat kita harus mengeluarkan dana tambahan untuk membeli perlengkapan protokol kesehatan, obat-obatan, dan biaya rumah sakit saat terjangkit virus Covid-19.
Kondisi ini jelas tidak diharapkan terjadi. Tak sedikit pula yang belum siap menghadapi situasi tak terduga ini karena kurang edukasi terhadap pentingnya alokasi dana darurat.
Berapa target besar dana darurat yang harus kamu miliki? Untuk besaran dana darurat yang aman dan ideal, sebaiknya kamu mengalokasikan dana yang jumlahnya sama dengan biaya hidupmu selama 6 bulan.
Biaya hidup tersebut sudah termasuk sewa atau cicilan tempat tinggal, transportasi, uang makan, dana belanja bulanan, cicilan atau hutang dan kebutuhan pokok lainnya.
Siapkan dana darurat dengan investasi
Dalam menyiapkan dana darurat, kamu bisa menyisihkan pemasukan lalu disimpan di rekening khusus, beda dengan tabungan rutin setiap bulannya.
Selain itu, kamu juga bisa mengumpulkan dana darurat dengan melakukan investasi.
Misalnya, kamu memilih investasi kripto, lalu keuntungan yang didapat dari investasi kripto dikumpulkan untuk digunakan menjadi simpanan dana darurat.
Jika kamu tertarik menyiapkan dana darurat dengan investasi, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan.
1. Jangan gunakan semua atau sebagian besar uangmu
Apa pun bentuknya, investasi memang selalu memiliki potensi keuntungan, begitu juga dengan risiko kerugian. Jadi, sebisa mungkin, kamu jangan langsung menggunakan sebagian besar uang kamu untuk investasi.
Kamu lebih baik menabung sebagian uang ke simpanan dana darurat dan sebagian lagi untuk investasi. Sehingga, apabila investasimu mengalami kerugian, dampaknya tidak terlalu besar pada simpananmu.
2. Pertimbangkan biaya dan kemudahan pencairan dana
Yang kedua, kamu harus pastikan instrumen investasi yang dipilih memiliki likuiditas yang baik. Dalam artian sederhana, investasi mudah diambil, ditarik atau dijual kembali. Emas, reksadana bahkan investasi kripto pada crypto exchange adalah beberapa contoh instrumen investasi yang punya likuiditas baik.
Kamu juga harus menghitung biaya yang diperlukan untuk investasi tersebut, karena biasanya ada biaya saat penarikan atau transaksi lainnya.
Terkadang ada platform yang mengharuskan saldo mengendap, jadi tidak bisa ditarik semuanya. Jadi, kamu harus mempelajari dengan baik instrumen investasi sebelum memulai berinvestasi.
3. Investasi di aset yang berbeda-beda (hindari meletakkan semua “telur” dalam satu keranjang)
Diversifikasi portofolio atau memilih beberapa instrumen investasi dengan jenis dan tingkat risiko yang berbeda diperlukan dalam investasi. Dengan keragaman instrumen investasi, kamu bisa mengurangi kekhawatiran jika salah satu aset mengalami kerugian. Sama halnya jika kamu meletakkan beberapa telur di keranjang yang berbeda-beda, ketika satu telur pecah di satu keranjang, kamu masih memiliki telur di keranjang lainnya.
Jadi, sebarlah danamu untuk beberapa aset, jangan hanya satu jenis aset saja. Misalnya, sebagian untuk emas, sisanya untuk saham/obligasi, atau sebaliknya. Bisa juga sebagian dana untuk emas, sisanya untuk investasi kripto. Intinya, jangan letakkan semua telur dalam satu keranjang.
4. Investasi kripto untuk dana darurat
Sebagai salah satu aset yang populer di kalangan masyarakat dan punya pertumbuhan nilai yang cukup menjanjikan dalam jangka panjang, tidak sedikit orang yang memilih investasi kripto. Pergerakan harga kripto yang cenderung volatil, mungkin membuat sebagian besar orang belum berani untuk memulai investasi kripto.
Jadi, kalau kamu mempelajari aset kripto dengan lebih dalam, ada pilihan aset kripto yang volatilitasnya tidak terlalu tinggi, sehingga risikonya pun juga lebih rendah. Salah satu contohnya, kamu bisa berinvestasi pada stablecoin.
Stablecoin adalah aset kripto yang nilainya dibuat agar tetap bisa stabil dan tidak terlalu volatil dibandingkan dengan aset kripto pada umumnya. Salah satu stablecoin yang cukup mudah diakses dan banyak digunakan adalah USDC, yang nilainya dibuat agar bisa setara atau bisa mengikuti nilai dolar Amerika.
Untuk mendapatkan USDC, kamu perlu memiliki akun di platform crypto exchange. Pastikan jika platform yang kamu gunakan itu legal dan sudah memiliki izin untuk beroperasi dari BAPPEBTI, seperti Luno Indonesia.
Di Luno, kamu bahkan bisa membeli USDC mulai dari Rp25.000 saja, dengan biaya layanan yang murah dan tanpa biaya tambahan tersembunyi lainnya.
Disclaimer:
Artikel ini ditulis sebagai sumber informasi. Bukan ajakan, nasihat keuangan, ataupun rekomendasi investasi. Pastikan Anda mempelajari dan paham akan risiko dalam investasi kripto.
Penulis: Matheus Elmerio Manalu | Editor: Bardjan