Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

IHSG Anjlok 0,48 Persen, Saham GOTO Masih Jadi Pemberat di Pekan Depan?

Jatuhnya harga PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) pada pekan lalu menjadi pemberat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in IHSG Anjlok 0,48 Persen, Saham GOTO Masih Jadi Pemberat di Pekan Depan?
istimewa
Ilustrasi GOTO 

“Kami perkirakan, untuk pekan depan support di 6.955 dan resistance di 7.100,” kata Herditya.

Sementara itu praktisi pasar modal Lanjar Nafi mengatakan, saham GOTO kembali mengalami pelemahan hingga menyentuh batas Auto Reject Bawah (ARB) karena minus 6 persen lebih.

Menurut Lanjar, yang menjadi penyebab utama anjloknya saham-saham perusahaan teknologi adalah kenaikan suku bunga.

Baca juga: GOTO Trending di Twitter Gara-gara Saham Rontok Sentuh ARB

Sebab, kenaikan suku bunga menyebabkan biaya ekspansi usaha melonjak yang di mana saat ini perusahaan teknologi sedang berada pada fase pengembangan menuju percepatan era digital pasca pandemi.

"Dengan suku bunga tinggi, biaya untuk pinjaman ke bank bahkan penerbitan obligasi sekalipun akan membebani perusahaan lebih besar daripada saat suku bunga rendah di era pandemi 2020," kata Lanjar.

Karena itu, valuasi saham-saham di sektor teknologi digital sudah terpangkas cukup signifikan, meski ada pertumbuhan dari sisi pendapatan seperti GOTO.

"GOTO secara aktivitas bisnis bertumbuh di tahun ini, terlihat pada pertumbuhan pendapatan lebih baik dan total transaksi atau gross transactions value (GTV) naik 33 persen di kuartal III tahun ini," tutur dia.

BERITA TERKAIT

Lanjar menambahkan, kedua emiten masih mempunyai prospek baik ke depan, tergantung strategi dalam menghadapi kenaikan suku bunga yang perlu diperhatikan oleh perusahaan di tengah fase ekspansi yang masif.

Adapun, saran untuk investor yang menaruh uangnya di satu atau kedua emiten tersebut dan mengalami kerugian adalah tahan saja untuk jangka waktu investasi lebih panjang.

"Saran bagi investor yang floating loss (alami kerugian) untuk menambah durasi ekspektasi jangka waktu investasi menjadi sedikit panjang, sembari lalukan averaging down (beli di posisi melemah) jika diperlukan," pungkasnya. (Kontan.co.id/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas