Saham GOTO Anjlok, Dianggap Jadi Peluang 'Gain' Para Investor Pada Masa Depan
Setelah berakhirnya masa lock up period pada 30 November lalu, saham GOTO memang mengalami gonjang ganjing dan harganya
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Di tengah merosotnya harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) ternyata masih ada yang meyakini kalau saham raksasa teknologi tanah air ini masih prospektif.
Saham GOTO diyakini bakalan naik dan bisa menjadi peluang para investor untuk meraih gain pada masa mendatang.
Disebutkan, pergerakan harga saham yang abnormal adalah peluang terbaik untuk akumulasi.
Baca juga: Penjualan Saham IPO GOTO Usai Periode Lock Up Berakhir Disebut Terburuk Tahun Ini
Setelah berakhirnya masa lock up period pada 30 November lalu, saham GOTO memang mengalami gonjang ganjing dan harganya mengalami penurunan drastis.
Dikutip dari Kontan.co.id, saham GOTO sepanjang Jumat ini turun 6,67 persen. Dalam sepekan, harga saham GOTO melorot 28,65 persen.
Direktur Equator Swarna Capital Hans Kwee menilai, saham GOTO yang memerah beberapa hari hari terakhir di tengah isu lock up period lebih didorong penjualan investor ritel.
Investor lama dan yang membeli di waktu intial public offering (IPO) biasanya sudah memahami risiko bisnis dan punya horizon investasi yang lama.
“Sehingga, menjual saham teknologi di periode bunga mulai naik dan cenderung tinggi adalah tidak tepat. Harga saat ini tidak optimal bagi investor karena masalah sentimen ekonomi. Investor yg lama berinvestasi di GOTO pasti lebih sabar menanti harga saham lebih optimal,” kata Hans’ dalam keterangannya, Jumat (2/12).
Baca juga: Praktisi Koperasi Tolak OJK Masuk RUU P2SK, Menurut Hasil Riset Trias Politika Strategis
Meski harga saham GOTO menyentuh ARB, sejumlah investor tetap melakukan pembelian. Data RTI mencatat, broker favorit investor Asing JP Morgan aktif menampung saham GOTO hingga 500 juta lembar pada perdagangan Kamis (1/12).
Akumulasi juga ditunjukkan broker Mirae Sekuritas dan sekuritas lainnya. Pada perdagangan Kamis (1/12), investor Asing melakukan aksi jual dan beli hingga Rp1,8 triliun. Sisanya, dalam volume lebih kecil, dilakukan oleh investor domestik.
Hans juga mengatakan investor baru yang membeli, pasti sudah melakukan evaluasi secara cermat termasuk potensi bisnis di masa yang akan datang sehingga mereka melihat penurunan harga saat ini bisa jadi sebuah momentum untuk akumulasi.
“Karena penurunan harga akan membuat saham yang punya fundamental bagus menjadi terlihat lebih menarik,” kata Hans.
Baca juga: Perusahaan Pembiayaan OTO Group Resmikan Layanan Pembayaran Online OTOPay
Sementara analis MNC Sekuritas Andrew Susilo menyarankan, investor untuk mencermati teknikal saham GOTO, terutama jika sudah memasuki fase jenuh jual (oversold).
“Tidak mungkin harga bergerak hanya satu arah, pasti ada titik baliknya. Ini justru peluang yang bagus. Lagipula, selama pelanggan naik Gojek, memesan GoFood, belanja di Tokopedia dan membayar menggunakan Gopay, maka tidak perlu khawatir berlebihan,” katanya.