Sri Mulyani: Perlu Ada Keseimbangan Pada Tubuh UMKM, Tak Hanya Berdagang, Tapi Juga Produksi
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut ada tantangan transformasi ekonomi yang harus diupayakan.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut ada tantangan transformasi ekonomi yang harus diupayakan.
Hal itu ia sampaikan ketika Rapimnas KADIN, Jumat (2/12/2022).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebut tantangannya adalah membawa UMKM di Indonesia lebih banyak yang melakukan produksi.
Baca juga: Genjot Permodalan UMKM Lewat KUR, Erick Thohir Bagi-bagi NIB Gratis
Itu sama seperti di negara-negara lain, dan terbukti efisien.
"Kalau negara-negara yang industrialisasinya sudah matang, UMKM nya lebih pada produksi dan mereka cukup efisien," katanya dikutip pada Senin (5/12/2022).
Menurut dia, ini adalah tantangan transformasi ekonomi yang harus terus diupayakan.
Pencipataan lapangan kerja, terutama di bidang manufaktur, tak hanya didominasi oleh perdagangan.
"Enggak ada yang salah dengan perdagangan. Karena itu adalah degup ekonomi dari sebuah perekonomian," kata Sri Mulyani.
"Namun, harus diseimbangkan dengan sisi sektor produksi agar ketahanan ekonomi Indonesia meningkat," ujarnya melanjutkan.
Menteri Koperasi UKM Teten Masduki pernah mengatakan hal serupa.
Ia memiliki keinginan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) naik kelas.
Naik kelas melalui usaha produksi berbasis kreativitas.
Baca juga: Ketua PBA Kenang Sosok Ferry Mursyidan Baldan: Berkomitmen Tinggi Mengembangkan UMKM
"Jangan terus-terusan bikin keripik, akik, dan batik. Tapi, sudah mulai masuk ke produk-produk berbasis kreativitas dan inovasi teknologi," katanya dalam acara Forum Kemitraan IKM/UKM dengan BUMN dan Usaha Besar di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (24/11/2022).
Naik kelas yang dimaksud Teten juga berarti UMKM mulai menjalin kerja sama bersama BUMN dan usaha besar.
Ia mencotohkan apa yang sudah dilakukan oleh negara lain seperti Jepang, Korea Selatan, dan China.
Di tiga negara itu, industri otomotif, kesehatan, makanan, dan pertanian dipasok oleh koperasi dan UMKM.
"Jadi, UMKM ga lagi usaha sendiri-sendiri, tapi menjadi bagian daripada industri. Itu yang kita ingin bangun," kata Teten.