Teken Kerja Sama dengan INA, Bio Farma Group Dorong Industri Healthcare Indonesia Naik Kelas
Total investasi yang digelontorkan oleh INA dengan dukungan SRF sekitar Rp 1.86 triliun untuk 40% kepemilikan di KFA.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) bersama PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Kimia Farma Apotek (KFA) menandatangani kerja sama strategis dengan Indonesia Investment Authority (INA) dengan dukungan Silk Road Fund (SRF) untuk mengembangkan bisnis layanan kesehatan di Indonesia, di Bali, baru-baru ini.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir, Direktur Utama Kimia Farma David Utama, Direktur Utama KFA Nurtjahjo Walujo Wibowo, Chairwoman of the Board of Directors SRF, Zhu Jun, serta Chief Executive Officer Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah disaksikanWakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury dan Komisaris Utama Bio Farma, Tanri Abeng.
Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury mengatakan, kerja sama ini bentuk upaya konkret dari Kementerian BUMN dalam hal ini holding farmasi untuk bisa mengembangkan sektor kesehatan.
Baca juga: Mandiri Taspen Kerja Sama dengan Kimia Farma Diagnostika di Penyediaan Faskes Cuma-cuma
"Indonesia setelah melewati pandemi, tantangannya adalah bagaimana sektor kesehatan ini bisa diakses dan dijangkau, masyarakat. Tentunya, juga kerjasama ini mendorong kita lebih mandiri," kata Pahala, dikutip Kamis, 8 Desember 2022.
Pahala tidak memungkiri, bisnis healthcare di Indonesia masih didominasi produk impor. Dengan kerjasama ini, dia berharap Kimia Farma dan Kimia Farma Apotek tidak hanya dapat melakukan distribusi produk namun juga dapat mengembangkan dan riset produk secara mandiri.
"Yang terpenting adalah meningkatkan kualitas pelayanan healthcare untuk masyarakat di Indonesia yang lebih baik," ujarnya.
Pahala menuturkan, selain mengenai energi transisi dan digitalisasi untuk pertumbuhan, di G20 dibahas pula mengenai bagaimana membangun sistem healthcare yang lebih baik ke depannya. "Utamanya, kita harus belajar banyak dari Pandemi Covid-19," ujarnya.
Dalam kerjasama ini pendanaan dari INA akan digunakan untuk pengembangan bisnis Kimia Farma dan Kimia Farma Apotek .
Hingga triwulan 2 tahun 2022, ekonomi Indonesia mampu tumbuh impresif sebesar 5,44 persen year on year (yoy) kendati menghadapi tekanan inflasi global dan ancaman resesi. Kondisi positif tersebut turut mendorong pertumbuhan industri healthcare sebesar 6,45 persen hingga Juni 2022.
Komitmen Biofarma sebagai salah satu BUMN farmasi adalah bisa mengembangkan produk serta meningkatkan layanan kesehatan yang terintegrasi di Indonesia melalui kerjasama dengan berbagai pihak.
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir menyatakan, Biofarma akan mendorong industri healthcare nasional naik kelas menuju kualitas dan standar internasional.
Untuk itu penandatangan kerjasama strategis ini menjadi langkah penting dalam rangka memperkuat permodalan Perseroan dan mendukung ekspansi anak perusahaan ke tingkat selanjutnya.
Total investasi yang digelontorkan oleh INA dengan dukungan SRF sekitar Rp 1.86 triliun untuk 40 persen kepemilikan di KFA. Hal ini tergantung kepada closing account mechanics berdasarkan laporan keuangan pada saat Completion.
Baca juga: WHO: Ketidaksetaraan Kesehatan Jadi Sebab Kematian Dini Banyak Penyandang Disabilitas