Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Beras Terpantau Stabil Sejak Awal Desember, Meski Tengah Terjadi Krisis Stok Beras

Harga itu serupa seperti yang disebutkan oleh Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi ketika melakukan kunjungan ke pasar retail

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Harga Beras Terpantau Stabil Sejak Awal Desember, Meski Tengah Terjadi Krisis Stok Beras
TribunnewsBogor.com/Mohamad Afkar Sarvika
Ilustrasi: Pedagang beras di Pasar Bogor 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga beras terpantau stabil pada awal Desember 2022, meski tengah terjadi krisis stok beras.

Mengutip data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP Kemendag), beras premium dihargai Rp 12.900 per kilogram (kg).

Harga tersebut bertahan sejak 1 Desember 2022 hingga terakhir pada 8 Desember 2022.

Baca juga: Ketua Umum Perpadi Ungkap Biang Kerok Naiknya Harga Beras, Ini Faktornya

Harga itu serupa seperti yang disebutkan oleh Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi ketika melakukan kunjungan ke pasar retail modern pada Kamis (8/12/2022).

“Misalnya beras premium. Harganya sekitar Rp 64.000 per 5 kg. Artinya sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 12.800 per kg," katanya.

Sedangkan beras medium per Kamis (8/12/2022) harganya sebesar Rp 11.000.
Itu masih sama seperti pada 1 Desember 2022.

Berita Rekomendasi

Polemik mengenai krisis stok beras ini telah ramai diperbincangkan sejak beberapa pekan lalu, tepatnya pada pertengahan November 2022.

Saat itu, Arief mengatakan, berdasarkan data yang terima stok beras di Perum Bulog hingga 13 November 2022 tercatat sebesar 651.000 ton.

Sementara kebutuhan bulanan rumah tangga akan beras bisa mencapai 2,5 juta ton per bulan.

"Tentunya ini sangat rendah dibandingkan kebutuhan bulanan sebesar 2,5 juta ton. Kondisi itu memerlukan perhatian khusus. Untuk itu diperlukan top up 1,2 juta sampai akhir tahun 2022," ujarnya saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI, yang dikutip dari Kompas.com, Rabu (16/11/2022).

Hal sama juga dikatakan oleh Wakil Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Billy Haryanto.

Baca juga: Mengenal Hanjeli Pangan Pengganti Beras yang Belum Dilirik Petani

Kata dia, stok beras sudah sangat tipis. Ketersediaan beras di pasar beras Cipinang yang merupakan terbesar di Ibu Kota hanya sekitar 25 ribu ton.

"Kalau segitu dua minggu saja sudah habis," kata Billy, Kamis (17/11/ 2022).

Ternyata, Perum Bulog dan Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki perbedaan dalam data stok beras di lapangan.

Dikutip dari Kontan.co.id, Bulog mengaku hanya mampu membeli 166.000 ton beras dari hasil data yang diberikan Kementan sebesar 610.632 ton yang tersebar di 22 provinsi.

Baca juga: Mendag Zulkifli Sebut Sudah Beli Beras di Luar Negeri, Badan Pangan Nasional Gelar Operasi Pasar

Bulog mengatakan, di lapangan, ketersediaan beras tak sebanyak yang diklaim Kementan.

Keputusan akhir, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan pemerintah akan melakukan impor beras sebanyak 500 ribu ton, lantaran stok beras yang diproduksi oleh Bulog telah menipis.

"Putusan dalam rapat kabinet, diperintahkan kepada Mendag untuk kasih impor beras cadangan di luar negeri 500 ribu ton. Masuknya kapan aja terserah bulog, diperlukan bisa," kata Zulkifli Hasan, Kamis (8/12/2022).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas