Startup Teknologi Kesehatan PharmEasy Umumkan PHK Terhadap Sebagian Besar Karyawan
Menurut Inc42, mayoritas karyawan yang terkena dampak PHK bekerja di bidang teknologi produk hingga analitik kualitas.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – PharmEasy, startup teknologi kesehatan yang berbasis di Mumbai, India pada Senin (12/12/2022) mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sebagian besar karyawan di tengah krisis pendanaan.
Menurut Inc42, mayoritas karyawan yang terkena dampak PHK bekerja di bidang teknologi produk hingga analitik kualitas.
Selain itu, karyawan dari tim teknologi dan desain menyeluruh juga terkena dampaknya.
Baca juga: Kaleidoskop 2022: Badai PHK Puluhan Startup di Tengah Ancaman Resesi Global
Dilansir dari Economic Times, perusahaan mengatakan bahwa PHK tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk restrukturisasi, hambatan ekonomi makro, dan konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.
Pada Juni lalu, perusahaan induk PharmEasy yakni API Holdings telah memberhentikan sekitar 40 karyawan di anak perusahaan rekam medis elektroniknya, Docon Technologies.
Mayoritas yang di-PHK berasal dari departemen penjualan, seperti manajer pengembangan bisnis, kepala klaster, dan manajer area.
Playtika PHK 600 Karyawan
Badai PHK tak hanya melanda startup teknologi kesehatan, melainkan perusahaan yang bergerak di bidang game seluler seperti Playtika pun juga mengumumkan PHK terhadap 600 karyawannya.
Melansir Globes, perusahaan telah memperluas tenaga kerjanya secara besar-besaran selama pandemi Covid-19. Namun, di saat pandemi mulai mereda, Playtika mulai melakukan penyesuaian, dengan putaran pertama PHK terjadi pada Juni lalu.
Selama pandemi Covid-19, Playtika menjadi perusahaan yang mampu meraup keuntungan besar. Perusahaan mengklaim saat ini memiliki 600 juta dolar AS dalam pundi-pundinya.
Baca juga: Giliran Startup e-Commerce Primer PHK 85 Karyawannya
Namun, perusahaan belum merevisi perkiraan pendapatannya sepanjang tahun ini, terlebih sejak pandemi mulai mereda.
Stellantis PHK 1.350 Tenaga Kerja
Salah satu produsen mobil terkemuka asal Belanda yakni Stellantis juga ikut ambil bagian dalam rencana PHK terhadap sekitar 1.350 karyawannya.
Stellantis mengatakan bahwa PHK tersebut dilakukan karena mereka tidak mampu menyeimbangkan pemasukan dengan biaya produksi kendaraan listrik (EV) yang mulai meningkat.
Selain itu, perusahaan juga akan menutup pabriknya yang berada di Belvidere, negara bagian Illinois Amerika Serikat pada akhir Februari tahun depan.
Baca juga: Putaran PHK Terbaru GameStop, Staf di Tim Kripto Terkena Dampaknya
Melansir dari CNN, pabrikan mobil itu mengatakan bahwa pihaknya juga sedang mengambil langkah untuk menstabilkan produksi dan meningkatkan efisiensi di fasilitas manufaktur yang berada di Amerika Utara.
Sebelum menutup pabriknya pada Februari tahun depan, Stellantis masih akan tetap memproduksi Jeep Cherokee. Namun, perusahaan tidak memberikan detail lebih lanjut terkait masa depan merek dan model tersebut.