Minat Terhadap Layanan Keuangan Syariah Meningkat, DPK Tumbuh 18 Persen Jadi Rp591,97 triliun
DPK naik 18,08% menjadi Rp 591,97 triliun, dan pembiayaan yang diberikan tumbuh 18,56% menjadi sebesar Rp 483,81 triliun.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minat masyarakat terhadap layanan keuangan syariah pada saat ini terus mengalami peningkatan.
Hal ini dapat terlihat dari aset maupun dana pihak ketiga (DPK) di bank syariah, di mana pada Agustus 2022 aset tumbuh 17,91 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 744,68 triliun.
DPK naik 18,08% menjadi Rp 591,97 triliun, dan pembiayaan yang diberikan tumbuh 18,56% menjadi sebesar Rp 483,81 triliun.
Baca juga: Luncurkan Duta Ekonomi Syariah, BUMN dan MES Dorong Literasi & Inklusivitas Ekonomi Syariah di RI
CEO ALAMI Group yang juga membawahi Hijra Bank, Dima Djani mengungkapkan, peningkatan minat ini karena nasabah semakin sadar bahwa layanan keuangan tidak semata hanya untuk urusan ekonomi, namun juga harus disertai dengan nilai-nilai kebaikan, fairness, transparansi, serta etis.
“Dari sinilah, Hijra Bank meluncurkan mobile banking yang mengombinasikan kenyamanan bertransaksi keuangan dengan nilai-nilai kebaikan. Karena itu, layanan mobile banking dari Hijra Bank ini merupakan platform perbankan digital yang sekaligus menjadi platform kebaikan berbasis syariah,” kata Dima dalam keterangannya, Rabu (14/12/2022).
Ke depan, kata Dima, fitur dan layanan Hijra Bank akan terus dikembangkan, namun tentunya mengikuti prosedur yang harus dilalui sesuai arahan regulator.
“Peluncuran Hijra Bank adalah awal dari inovasi dan akan kami kembangkan dengan membangun ide menggerakkan kebaikan bersama,” jelas dia.
Dima mengungkapkan, layanan mobile banking yang diluncurkan ini merupakan sebuah upaya agar layanan syariah tetap relevan dengan tuntutan nasabah.
Baca juga: Pasar Industri Halal Terus Naik 5 Tahun Terakhir, Begini Strategi Prudential Syariah
Ia menyebut, layanan keuangan syariah di Indonesia selama ini bisa dikatakan tertinggal dan kurang relevan jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, padahal Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia.
“Ini karena terhambatnya penetrasi perbankan syariah disebabkan oleh keterbatasan teknologi dan infrastruktur,” ungkapnya.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, Hijra Bank terus melakukan terobosan dan berkolaborasi dengan berbagai pihak agar layanan keuangan syariah yang diusung bisa menjawab kebutuhan para nasabah.
“Bagaimana pun, industri perbankan merupakan regulated sector. Namun alhamdulillah, kami bisa berkolaborasi dan bisa melahirkan para talent digital banking yang paham tentang regulasi namun bisa berpikir out of the box," paparnya.