Cabang Citigroup di China Gulung Tikar, 1.200 Karyawan Terpaksa di PHK
Citigroup menarik diri dari waralaba konsumen di 14 pasar global termasuk Asia, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Meksiko.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Perbankan investasi asal Amerika, Citigroup Inc mengumumkan hengkang dari pasar China setelah menghentikan bisnis perbankan konsumennya dan memecat 1.200 karyawan.
“Sementara kami menjajaki beberapa opsi strategis untuk bisnis konsumen China kami selama beberapa bulan terakhir, kami percaya bahwa jalur ini paling masuk akal dan kami fokus pada transisi yang mulus untuk klien, mitra, dan kolega kami,” kata Titi Cole, CEO Citi di China.
Pengumuman tersebut dirilis pada Kamis (15/12/2022), usai Citigroup menarik diri dari waralaba konsumen di 14 pasar global termasuk Asia, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Meksiko.
Tak hanya itu Citi bahkan turut menutup bisnis perbankannya yang ada di Korea Selatan, serta mengakhiri perjanjian penjualan bisnis perbankan di negara Australia, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Bahrain.
Baca juga: 40 Ribu Buruh Pabrik Garmen di Vietnam Kena PHK, Ini Pemicunya
Kemunduran Citi di China mulai terjadi usai laju inflasi pasar global mengalami lonjakan akibat kenaikan harga pangan dan energi, kondisi ini kian diperparah dengan adanya pengetatan aturan pembatasan Covid-19 yang diberlakukan pemerintah China beberapa waktu lalu.
Tekanan tersebut yang kemudian membuat penjualan saham di Citigroup turun hingga popularitas perbankan ini menyusut bila dibangkikan dengan layanan keuangan lainnya, seperti yang dikutip dari Bloomberg.
Sebuah sumber mengatakan bahwa selama satu tahun terakhir, pendapatan Citigroup dari perbankan investasi yang tersebar di 200 negara turun lebih besar dari tahun sebelumnya.
Aktivitas penerbitan ekuitas juga dilaporkan merosot. Dengan alasan ini perusahaan investasi Citi memangkas lusinan perbankan di seluruh penjuru dunia.
Sebelum mengalami keruntuhan, Citigroup yang didirikan pada 1998 silam, pernah mencatatkan diri sebagai perbankan Investasi dan jasa keuangan terbesar ketiga di Amerika. Citi bahkan sempat mengelola lebih dari 200 juta rekening dari 160 negara.
Namun, setelah badai krisis finansial di tahun 2007 hingga 2012 melanda pasar global, layanan keuangan ini perlahan mulai kehilangan pamornya.
Meski cabangnya yang ada di China akan ditutup namun CEO Citi menegaskan bahwa pihaknya akan mengembalikan modal saham yang diinvestasikan para investornya di perbankan institusional dan unit manajemen kekayaan senilai 7 miliar dolar AS .