Konsumsi Batu Bara Global Tahun Ini Diramal Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa
International Energy Agency (IEA) melaporkan pada hari ini, Jumat (16/12/2022), konsumsi batu bara global akan meningkat ke level tertinggi
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - International Energy Agency (IEA) melaporkan pada hari ini, Jumat (16/12/2022), konsumsi batu bara global akan meningkat ke level tertinggi sepanjang masa pada tahun ini.
IEA menambahkan, konsumsi batu bara kemungkinan tetap berada di tingkat yang sama seperti tahun ini dalam beberapa tahun ke depan, jika tidak ada upaya yang lebih kuat untuk beralih ke bahan bakar rendah karbon.
Harga batu kontrak Oktober di pasar ICE Newcastle ditutup di 463,75 dolar AS per ton.
Baca juga: Dorong Produktivitas Masyarakat, Anak Usaha Pertamina Revitalisasi Lahan Bekas Tambang Batu Bara
Berdasarkan laporan British Petroleum (BP), konsumsi batu bara secara global sebesar 160,1 eksajoule sepanjang 2021.
Jumlah tersebut meningkat 5,97 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 151,07 eksajoule. China merupakan negara dengan konsumsi batu bara terbesar di dunia pada 2021.
Harga gas yang melonjak setelah invasi Rusia ke Ukraina dan gangguan rantai pasokan menjadi pemicu beberapa negara beralih menggunakan batu bara yang tahun ini harganya lebih murah .
Gelombang panas dan kekeringan di beberapa negara telah meningkatkan penggunaan listrik untuk menyalakan pendingin ruangan, sementara pembangkit nuklir, terutama di wilayah Eropa, beroperasi sangat lemah tahun ini. Prancis telah menutup reaktor nuklirnya untuk melakukan pemeliharaan.
Dilansir dari Reuters, laporan tahunan IEA memperkirakan konsumsi batu bara global akan meningkat sebesar 1,2 persen pada tahun ini, melebihi 8 miliar ton dalam satu tahun, mengalahkan rekor konsumsi batu bara sebelumnya yang tercatat pada 2013.
IEA juga memperkirakan konsumsi batu bara akan bertahan di level tersebut hingga 2025, karena penurunan harga diimbangi dengan permintaan yang tetap kuat di negara-negara berkembang di Asia.
Baca juga: Pelonggaran Aturan Ekspor Batu Bara Dorong Peningkatan Aktivitas Bisnis Pengangkutan Kargo
Hal ini berarti, batu bara akan terus menjadi sumber tunggal terbesar yang menyumbang emisi karbon dioksida pada sistem energi global.
Peningkatan permintaan batu bara terbesar diperkirakan terjadi di India yaitu sekitar 7 persen, kemudian diikuti Uni Eropa dan China yang masing-masing sebesar 6 persen dan 0,4 persen.
"Dunia mendekati puncak penggunaan bahan bakar fosil, dengan batu bara akan menjadi yang pertama menurun, tetapi kita belum mencapainya," kata direktur pasar energi dan keamanan IEA, Keisuke Sadamori.
Permintaan batu bara Eropa telah meningkat, karena lebih banyak negara-negara di benua itu beralih dari gas ke batu bara yang disebabkan oleh lonjakan harga gas setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Namun, pada 2025 permintaan batu bara Eropa diprediksi akan turun di bawah level permintaan tahun ini, tambah IEA dalam laporan tersebut.
Baca juga: Pelonggaran Aturan Ekspor Batu Bara Dorong Peningkatan Aktivitas Bisnis Pengangkutan Kargo
Produksi batu bara diperkirakan akan meningkat sebesar 5,4 persen menjadi sekitar 8,3 miliar ton, yang juga mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.
Pada 2023, produksi batu bara akan kembali mencatatkan rekor, namun pada 2025 akan turun hingga di bawah level tahun ini.
Tiga produsen batu bara terbesar di dunia, China, India dan Indonesia, semuanya akan mencapai rekor produksi tahun ini. Meskipun terdapat harga tinggi dan keuntungan yang didapat oleh produsen batu bara, namun tidak ada tanda-tanda lonjakan investasi dalam proyek batu bara berbasis ekspor.
Hal ini mencerminkan kehati-hatian di kalangan investor dan perusahaan pertambangan mengenai prospek batubara secara jangka menengah dan panjang, kata laporan itu.