Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Mesir Klaim Telah Menemukan Ladang Gas Baru di Mediterania

Survei Ekonomi Timur Tengah melaporkan pada bulan ini bahwa ukuran sumur baru itu mencapai 3,5 triliun kaki kubik gas.

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Mesir Klaim Telah Menemukan Ladang Gas Baru di Mediterania
Pertamina
Ilustrasi. Menteri Perminyakan Mesir Tarek El Molla mengatakan bahwa pemerintahannya telah menemukan ladang gas besar di blok Nargis di Mediterania timur. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, KAIRO – Menteri Perminyakan Mesir Tarek El Molla mengatakan bahwa pemerintahannya telah menemukan ladang gas besar di blok Nargis di Mediterania timur.

“Evaluasi masih berlangsung untuk menentukan cadangan lapangan,” katanya dalam pengarahan bersama komite parlemen pada Sabtu (17/12/2022).

Dikutip dari Reuters, Nargis merupakan salah satu dari empat blok eksplorasi lepas pantai di mana Chevron memegang kepentingan operasi di Mesir bersama dengan Tharwa Petroleum Co.

Baca juga: Pasokan Terbatas, Ukraina Butuh 12 Miliar Dolar AS untuk Meningkatkan Cadangan Gas Musim Dingin

Survei Ekonomi Timur Tengah melaporkan pada bulan ini bahwa ukuran sumur baru itu mencapai 3,5 triliun kaki kubik gas.

Adapun penemuan ini dapat memberikan dorongan bagi Mesir untuk memposisikan dirinya sebagai pusat energi di Mediterania timur setelah pengumuman penemuan ladang gas raksasa Zohr oleh perusahaan minyak yang berbasis di Italia yakni Eni pada 2015.

IMF Sepakati Paket Dukungan Finansial untuk Mesir

Berita Rekomendasi

Akhir pekan kemarin, Dana Moneter Internasional (IMF) telah menyepakati paket dukungan finansial baru untuk Mesir senilai 3 miliar dolar AS.

Menurut laporan dari kabinet Mesir, pemberian dukungan finansial tersebut bertujuan untuk mengurangi utang pemerintah menjadi kurang dari 80 persen dari produk domestik bruto (PDB) dalam jangka menengah.

“IMF tidak meminta pemerintah Mesir untuk memotong pengeluaran untuk subsidi,” kata laporan itu, seraya menambahkan bahwa program baru itu bertujuan untuk memperkuat jaringan perlindungan sosial bagi warga negara.

Mengutip dari Aljazeera, perekonomian Mesir sangat terpukul oleh harga minyak dan pangan yang melonjak akibat pandemi virus corona dan perang di Ukraina, dengan mata uang pound Mesir kehilangan hampir 36 persen nilainya terhadap dolar sejak Maret.

Berdasarkan data pemerintah Kairo, sekitar sepertiga dari 104 juta orang Mesir hidup dalam kemiskinan, dan banyak orang Mesir masih bergantung pada pemerintah melalui pemberian subsidi untuk menjaga harga barang dan kebutuhan pokok tetap terjangkau.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas