Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Hilirisasi Industri Baja Meningkat, Industri Logam Tumbuh Pesat

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, sektor Industri Logam tumbuh sebesar 20,6 persen pada kuartal III 2022.

Editor: Sanusi
zoom-in Hilirisasi Industri Baja Meningkat, Industri Logam Tumbuh Pesat
HO
Direktur Jendral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, sektor Industri Logam tumbuh sebesar 20,6 persen pada kuartal III 2022.

Direktur Jendral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin Taufiek Bawazier mengungkapkan, raihan tersebut adalah yang tertinggi selama 10 tahun terakhir. Dan salah satu penunjang terbesarnya adalah industri baja.

Baca juga: Impor Baja Perlu Dikendalikan untuk Tingkatkan Utilisasi Pabrik di Dalam Negeri

“Kuartal III industri logam tumbuh 20,2 persen. Selama 10 tahun terakhir tertinggi. Jadi tidak pernah terjadi pertumbuhan logam sehebat ini. Hal ini dapat tercapai berkat Tatalogam Lestari sebagai bagian dari industri baja ringan yang sudah mulai menjalankan program hilirisasi,” terang Taufiek dalam sambutannya di acara Pelepasan Ekspor Perdana End Produk untuk Mendukung Hilirisasi, di pabrik genteng metal PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group) di Cibitung, Bekasi, Rabu (21/12/2022).

Taufiek menambahkan, pemerintah selama ini terus mendorong program hilirisasi industri. Untuk itu ia mengapresiasi keberhasilan PT Tatalogam Lestari yang telah mampu memasarkan produk hilirnya hingga ke luar negeri. Keterlibatan Industri Kecil Menengah (IKM) batu alam dalam menghasilkan produk atap metal kualitas ekspor dengan nama Multi Sirap ini juga disebutnya sebagai bagian dari hilirisasi yang sangat penting.

“Yang pertama pemerintah terus mendukung. Ini (ekspor end produk) adalah konsep bentuk hilirisasinya baja. Jadi kita juga menerapkan supplay - demand antara hulu, tengah dan hilir. Hilir ini sebenarnya adalah bagian terpenting karena di produk akhirnya ini sudah langsung digunakan oleh end user. Dan dari situ kita dukung untuk menerapkan SNI Baja profil baja ringan. Karena disitu bagian untuk mengatur tata niaga sehingga tercipta iklim bisnis yang sehat juga,” terang Taufiek lagi.

Ia melanjutkan, dukungan lain yang diterapkan pemerintah adalah dengan instrumen TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri). Jadi jika TKDN sudah 40 persen produk tersebut punya hak untuk masuk kedalam goverment expenditure untuk pembangunan di pemerintah Pusat, Daerah, Maupun BUMN. Menurutnya, langkah-langkah inilah yang menjadi stimulus dari pemerintah agar industri bisa meningkatkan utilitasnya.

“Begitu utilitasinya naik dia otomatiskan akan menambah tenaga kerja, dan dia akan berfikir untuk ekspansi menambah kapasitas. Itu adalah salah satu targetnya. Makanya pemerintah akan mendorong ke arah situ terus. Kemudian di dalam industrinya sendiri juga sudah harus dipikirkan bagaimana masuk ke industri hijau, dan mengefisiensikan proses produksinya. Efisiensi energi dan lain-lain, karena segala efisensi yang dilakukan, apalagi outputnya itu juga mengurangi karbon, itu adalah industri hijau. dan pasti itu akan secara bertahap masuk kesana,” terang Taufiek lagi.

Baca juga: Ketentuan dan Cara Daftar IMEI Melalui Bea Cukai, Operator Seluler, serta Kemenperin

Berita Rekomendasi

Di kesempatan yang sama, Vice Presiden Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi menerangkan, atap Multi Sirap merupakan hasil kolaborasi antara Tatalogam Lestari dengan UD Celladia, IKM pengrajin batuan alam di Trenggalek, Jawa Timur yang sudah bermitra sejak1994.

"Kemudian di tahun 2000 IKM itu mulai dibina hingga akhirnya beberapa hari yang lalu dianugerahi penghargaan Upakarti dari Kemenperin karena menjadi industri pelopor yang bisa membawa produk Indonesia ke luar negeri yang di dalamnya ada link and match dengan IKM,” terangnya.

“Kali ini ekspor perdana kami untuk produk hilir yang akan langsung bertemu pengguna di luar negeri. Kami berharap dengan dimulainya ekspor produk hilir ini akan memberikan nilai tambah tidak hanya di ekspor bahan mentah atau setengah jadi. Hal ini sesuai amanat presiden untuk mendorong program hilirisasi industri. Jadi kami berusaha memerkuat industri hilir baik untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun mancanegara,” terang Stephanus lagi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas