Bank Sentral Vietnam Beli Lebih Banyak Dolar untuk Topang Cadangan Devisa
Bank sentral Vietnam tidak mengungkap besarnya cadangan devisa. Namun, jumlahnya diperkirakan mencapai 100 miliar dolar AS pada akhir 2021.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, HANOI – Bank sentral Vietnam pada Selasa (27/12/2022) mengatakan bahwa pihaknya sedang berupaya untuk menopang cadangan devisa dengan membeli lebih banyak dolar AS.
Hal itu dilakukan setelah terpaksa menjual sejumlah besar greenback di awal tahun untuk mendukung mata uang Dong Vietnam.
"Ada sinyal positif di pasar valuta asing yang memungkinkan bank sentral melanjutkan pembelian mata uang asing," kata Dao Minh Tu, wakil gubernur bank sentral Vietnam.
Bank sentral Vietnam tidak mengungkap besarnya cadangan devisa. Namun, jumlahnya diperkirakan mencapai 100 miliar dolar AS pada akhir 2021.
Baca juga: Per November 2022, Cadangan Devisa Indonesia Rp2.091 Triliun
Dikutip dari Reuters, bank sentral Vietnam (SBV) awal tahun ini terpaksa menjual sejumlah besar dolar AS ke pasar untuk mendukung mata uang Dong Vietnam, yang telah mencapai rekor terendah dalam beberapa bulan terakhir karena Federal Reserve AS berulang kali menaikkan suku bunga demi menjinakkan inflasi.
Analis pasar bahkan menyebut bank sentral Vietnam telah menjual mata uang asingnya sekitar 20 miliar dolar AS.
Sementara itu, arus masuk investasi asing yang kuat dan surplus perdagangan yang besar tahun ini telah membantu memperlambat pelemahan mata uang Dong Vietnam, yang sepanjang tahun ini telah kehilangan nilainya sekitar 3 persen terhadap dolar AS.
Sebelumnya, bank sentral Vietnam juga mengatakan bahwa pihaknya akan mengelola kebijakan moneter dengan cara yang fleksibel untuk menjaga inflasi sebesar 4,5 persen tahun depan, yang bertujuan untuk menstabilkan pasar moneter dan valuta asing demi memastikan keamanan sistem perbankan.
Baca juga: Pekerja Migran Sumbang Devisa Rp 159,6 Triliun, Terbesar Kedua Setelah Migas
Bank sentral Vietnam pada awal bulan ini juga telah menaikkan batas pertumbuhan kredit sebesar 14 persen, menyusul adanya krisis di sektor properti dan pasar keuangannya.
Adapun Vietnam menjadi salah satu negara di Asia Tenggara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat, didukung oleh manufaktur dan ekspor yang kuat, dengan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 8 persen tahun ini.
Selain itu, Vietnam diperkirakan akan mencatat surplus perdagangan sebesar 11 miliar dolar AS tahun ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.