Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Lonjakan Kasus Covid-19 di China Bikin Harga Minyak Dunia Merosot

Harga minyak mentah berjangka Brent turun 26 sen atau 0,3 persen menjadi 83 dolar AS per barel.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Lonjakan Kasus Covid-19 di China Bikin Harga Minyak Dunia Merosot
Finance and Markets
Ilustrasi. Harga minyak mentah berjangka Brent turun 26 sen atau 0,3 persen menjadi 83 dolar AS per barel pada pukul 04:30 GMT. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 26 sen atau 0,3 persen menjadi 78,70 dolar AS per barel. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Harga minyak merosot pada perdagangan hari ini, Kamis (29/12/2022) karena lonjakan kasus Covid-19 di China meredupkan permintaan bahan bakar dari importir minyak mentah terbesar dunia itu.

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 26 sen atau 0,3 persen menjadi 83 dolar AS per barel pada pukul 04:30 GMT. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 26 sen atau 0,3 persen menjadi 78,70 dolar AS per barel.

Skala penyebaran wabah Covid-19 terbaru dan keraguan atas data resmi terkait jumlah orang yang terinfeksi virus corona di China, mendorong beberapa negara memberlakukan aturan perjalanan baru bagi pengunjung asal Negeri Tirai Bambu.

Baca juga: Covid-19 di China: Warga berbondong-bondong beli tiket pesawat setelah pembatasan perjalanan dibuka

"Kurangnya kejelasan atas situasi virus di China telah mendorong beberapa aturan perjalanan baru dari berbagai negara, yang dapat meredam optimisme sebelumnya," kata ahli strategi pasar di perusahaan jasa keuangan IG, Jun Rong Yeap,.

"Menuju ke tahun 2023, ada peluang harga minyak untuk rebound tetapi masih akan bermuara pada kecepatan pembukaan kembali China, dan apakah pelaku pasar menilai risiko pertumbuhan sebagai trade-off untuk kebijakan bank sentral yang lebih ketat," tambahnya.

Pasar minyak juga diterpa ekspektasi kenaikan suku bunga AS lainnya di Amerika Serikat, karena Federal Reserve AS (The Fed) mencoba membatasi lonjakan inflasi.

Persediaan minyak mentah AS turun kurang dari ekspektasi analis, sekitar 1,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 23 Desember, menurut data American Petroleum Institute (API).

Berita Rekomendasi

Sedangkan para analis memperkirakan persediaan minyak mentah AS turun 1,5 juta barel. Pemerintah AS akan merilis angka persediaan minyak mingguan pada hari ini pukul 10:30 EST.

Pernyataan operator pipa TC Energy juga ikut membebani harga minyak, setelah mengatakan akan memulai kembali aliran dari pipa Keystone yang ditutup setelah kebocoran bulan ini. Namun, itu terjadi karena pembekuan Arktik telah memaksa beberapa fasilitas penyulingan minyak mati, sehingga memaksa perusahaan energi untuk mencadangkan pasokan minyak mentah.

Penyulingan minyak terus meningkatkan operasinya, namun sebagian dari pemulihan itu diperkirakan akan berlanjut hingga Januari.

Namun, harga minyak terbantu oleh larangan Presiden Rusia Vladimir Putin atas ekspor minyak mentah dan produk minyak mulai 1 Februari selama lima bulan ke negara-negara yang memberlakukan batas harga Barat.

Jerman mengatakan larangan itu "tidak memiliki arti praktis" karena negara itu telah berupaya untuk mengganti pasokan minyak Rusia dan memastikan keamanan pasokan sejak musim semi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas