Pemerintah Bakal Hilirisasi Bauksit, Kemenperin Sebut Investasi Baru Jangan Jadi Predator
Taufik Bawazier, mengatakan dari roadmap yang sedang disiapkan akan membuat produksi dari 4 juta bauksit hingga ke produk turunannya.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian menyebut pemerintah tengah mempersiapkan roadmap untuk hilirisasi bauksit.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Taufik Bawazier, mengatakan dari roadmap yang sedang disiapkan akan membuat produksi dari 4 juta bauksit hingga ke produk turunannya.
"Kita akan bangun road map-nya terutama untuk hilirisasi bauksit. Kalau 4 juta bauksit itu jadi 2 juta alumina, jadi 1 juta aluminium. Artinya ada nilai tambah di situ kalau kita bikin ini di dalam negeri, ini akan meningkatkan sampai berkali-kali lipat," tutur Taufiek dalam Jumpa Pers Akhir Tahun 2022, Selasa (27/12/2022).
Baca juga: Juni 2023 Ekspor Bijih Bauksit Dihentikan, Pengusaha Belum Siap?
Kemenperin juga memetakan berbagai demand dari bauksit. Saat ini diperkirakan kebutuhan nasional dari produk turunan bauksit seperti aluminium mencapai 1 juta ton hingga tahun 2035.
Dimana sektor paling banyak membutuhkan bahan ini ialah transportasi, dimana setiap unit-nya diprediksi memerlukan 16 kg. Kemudian sektor bahan bangunan, ada juga kebutuhan dari sektor elektronika, hingga sektor kemasan dari aluminium foil.
Dari sisi suplai, saat ini Indonesia ada dari Inalum sebesar 250.000 ton dan PT Daiki yang mampu mengolah bauksit menjadi produk turunan ingod alumunium sebesar 300.000 ton.
"Kebutuhan-kebutuhan itu sedang kita petakan permintaannya dari semua sektor. Finalisasinya mungkin akhir bulan ini," jelas Taufiek.
Baca juga: Ekspor Bauksit Resmi Dilarang, Menperin: Bagus Kita Dukung
Saat pemetaan demand selesai dilakukan, Taufiek menyebut kunci selanjutnya ialah investasi.
"Nah kuncinya adalah tinggal investasi yang tepat jangan sampai investasi itu jadi predator eksisting industri. Yang sudah ada memenuhi kebutuhan nasional itu akan kita jaga, jangan sampai dibuka investasi yang cukup besar yang justru mematikan industri yang eksisting. Ini juga berlaku untuk semua sektor," tegas Taufiek.