Tutup Perdagangan Saham 2022, Wapres Ajak Optimistis Sambut Perekonomian 2023
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menutup perdagangan saham tahun 2022 di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara virtual.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menutup perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) secara daring.
Capaian positif pada tahun ini, menurut Ma'ruf, menjadi pijakan untuk menatap positif kondisi perekonomian pada tahun 2023 mendatang.
“Berbagai capaian perdagangan Bursa Efek Indonesia tersebut menjadi pijakan positif bagi pelaku pasar untuk menatap optimis perekonomian di tahun 2023, seraya tetap diikuti dengan kewaspadaan dan kehati-hatian,” ujar Ma'ruf melalui keterangan tertulis, Jumat (30/12/2022).
Ma'ruf Amin menjabarkan lima alasan yang mendasari optimisme untuk menyambut 2023.
Pertama, pemulihan ekonomi berjalan di jalur yang tepat dengan indeks manufaktur ekspansif, ekspor tumbuh, dan surplus neraca perdagangan terus membesar.
“Meskipun demikian, antisipasi atas situasi ekonomi global dan kemungkinan pelambatan ekonomi di negara-negara mitra dagang utama kita, tetap diperlukan,” kata Ma'ruf Amin.
Yang kedua, Ma'ruf menilai sektor keuangan sehat dan kuat, terlebih sekarang diperkokoh dengan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan.
Ia menilai, sinergi pemerintah serta peran otoritas sektor keuangan, seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), akan makin kuat dalam menjaga sektor keuangan.
“Perluasan peran LPS dalam penjaminan asuransi akan lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi nasional,” jelas Ma'ruf.
Sementara yang ketiga, Ma'ruf mengungkapkan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mulai bangkit melalui berbagai program Pemulihan Ekonomi Nasional, implementasi Undang-Undang Cipta Kerja, dan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.
Baca juga: Perdagangan Saham Asia Naik Jelang Penutupan Pasar Wall Street di Akhir Tahun
“Keempat, sektor ekonomi dan keuangan syariah terus menunjukkan pertumbuhan. Perkembangan pasar modal syariah juga menggembirakan,” ucap Ma'ruf.
Hal tersebut, kata Ma'ruf, terlihat dari Indeks Saham Syariah Indonesia sepanjang 2022 tumbuh 9,4 persen dibandingkan 2021 sekaligus nilai sukuk korporasi meningkat sebesar 20,23 persen.
“Terakhir, penanganan kasus Covid-19 terkendali, dan cakupan vaksinasi maupun booster semakin luas,” ucapnya.
Baca juga: Perdagangan Saham Akhir Tahun 2022, IHSG Diperkirakan Bergerak Datar
Dengan kelima kondisi tersebut, dirinya berharap kinerja pasar modal Indonesia tumbuh positif pada 2023, banyak perusahaan akan go public, termasuk sektor UMKM yang naik kelas, serta berkembangnya penawaran efek melalui urun dana berbasis teknologi informasi.
“Di lain pihak, regulator dan pengawas pasar modal, baik OJK maupun BEI, agar lebih meningkatkan pengawasan dan perlindungan bagi investor, sehingga kepercayaan investor akan semakin tinggi terhadap pasar modal Indonesia,” pungkas Ma'ruf.