Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Akademisi: Kondisi Makro Ekonomi Indonesia Masih Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain

Indonesia saat ini membutuhkan investasi dalam jumlah besar sebagai modal untuk menjaga pertumbuhan yang sustainable

Editor: Sanusi
zoom-in Akademisi: Kondisi Makro Ekonomi Indonesia Masih Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
Pixabay/stevepb
jika dilihat secara makro, kondisi ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan negara lain. salah satu indikatornya yaitu pajak. penerimaan pajak Indonesia di tahun 2022 mencapai 110 persen dari target atau naik sebesar 41,93 persen dibanding tahun lalu dan menunjukkan tren positif. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasuki kuartal akhir 2022, perekonomian global masih terus menghadapi hantaman perlambatan pertumbuhan ekonomi yang juga merupakan bagian dari efek lanjutan downside risks dari pandemi yang hingga kini belum usai sepenuhnya.

Terlebih, dunia kini dihadapkan juga pada konflik geopolitik yang tengah terjadi hingga menyebabkan kenaikan harga-harga komoditas yang mendorong terjadinya inflasi tinggi di seluruh dunia, terutama di negara-negara maju. 

Direktur Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi (PPKE) Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB), Prof. Candra Fajri Ananda berpandangan, jika dilihat secara makro, kondisi ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan negara lain.

Baca juga: Ekonom Daniel Lacalle: Perekonomian Global Menghadapi Dekade Pertumbuhan yang Lamban

Berikut Indikatornya:

1. Pertumbuhan Ekonomi

Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 2022 mengalami peningkatan. Pada triwulan I 2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,83 persen, kemudian pada triwulan II-2022 meningkat menjadi 5,60 persen dan pada triwulan III-2022 meningkat menjadi 5,77 persen.

Beberapa lembaga besar nasional maupun global memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 akan mengalami peningkatan. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh optimis sebesar 5 persen, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional berkisar antara 4,5 persen sampai 5,3 persen, sedangkan Kementerian Keuangan memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,3 persen.

Berita Rekomendasi

"PPKE FEB UB juga turut melakukan prediksi kondisi pertumbuhan ekonomi nasional pada 2023 mencapai 5,59 persen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekonomi Indonesia periode 2023 optimis mengalami pertumbuhan ekonomi berkisar pada angka 5 persen," terang Prof. Candra saat berbicara dalam talkshow Meneropong Ekonomi Indonesia 2023 bertajuk 'Perkuat Amunisi Membangun Harapan di tengah Brittle, Anxious, Non-Linear, Incomprehensible (BANI)', yang digelar oleh PPKE FEB UB, Kamis (29/12/2022).

Dosen FEB UB, Atu Bagus Wiguna mengatakan, Indonesia saat ini membutuhkan investasi dalam jumlah besar sebagai modal untuk menjaga pertumbuhan yang sustainable melalui berbagai sektor yang diunggulkan, namun dengan dengan economic size Indonesia yang cukup besar saat ini.

“Sayangnya, Indonesia belum mampu menjadi daya tarik investasi utama, khususnya investasi asing,” ujarnya.

Baca juga: Peran Kemitraan UMKM dan BUMN Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Atu Bagus, tantangan Indonesia ke depan adalah pada daya saing industri serta hilirisasinya. Meskipun potensi ekonomi yang besar sudah didukung oleh kerangka regulasi usaha yang mudah, namun tanpa adanya kemitraan dagang yang saling menguntungkan serta keterlibatan yang lebih intensif dalam Global Value Chain, maka peningkatan produktivitas akan sulit untuk diwujudkan.

"Indonesia perlu memiliki komoditi khas yang memiliki nilai tambah tinggi dengan keterlibatan kemitraan yang luas. Sebagai contoh, China sebagai “factory of the world” yang mayoritas mengolah produk elektronik dan mesin dengan biaya produksi murah," ungkapnya.

2. Penyaluran Kredit

Analis kebijakan Kementerian Keuangan, Risyaf Fahreza mengatakan, perbankan melakukan ekspansi penyaluran kredit hingga tumbuh double digit. Sampai dengan Oktober 2022, penyaluran kredit tumbuh 11,95 persen (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan level pre-pandemi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas