Bupati Klaten Tolak Penggusuran Lahan Sawah untuk Tol Yogya-Solo, Beras Rojolele Terancam Punah
jika pembangunan jalan tol lingkar timur-selatan Kota Solo tetap dijalankan, maka akan berdampak pada hasil panen beras di Klaten.
Editor: Muhammad Zulfikar
Padi varietas Rojolele dalam setahun hanya dua kali panen karena lamanya usia padi. Usia Rojolele ini bisa lima sampai enam bulan. Sementara untuk Srinuk dalam setahun bisa tiga kali panen.
Di Klaten ikon pertama adalah Rojolele yang sudah terkenal secara
nasional. Pengembangan Rojolele Klaten juga membuat yang terbaru Rojolele Srinuk dan Srinar. Bahkan Rojolele Srinuk merupakan beras premium dan harganya cukup mahal.
"Perlu diketahui bahwa lahan pertanian lestari di Klaten sudah ditetapkan dengan Perda. Sehingga apapun sebutannya tidak bisa diganggu perubahan kepentingan lain. Walaupun tanda petik ini untuk kepentingan negara atau publik," kata Maryanto.
Maryanto juga khawatir dengan adanya pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta bakal berimbas kepada ketahanan pangan dalam negeri.
"Bagaimana anak cucu kita nanti, jumlah penduduk kan pasti akan bertambah mereka butuh makan," ujarnya.
Diketahui sebelumnya, sebanyak 50 desa di 11 kecamatan, di Kabupaten Klaten terdampak pembangunan Tol Yogyakarta-Solo. Adapun rinciannya, Desa Mendak dan Sidomulyo di Kecamatan Delanggu.
Lalu Desa Kranggan, Sidoharjo, Keprabon, Polan, Kahuman, Kapungan, dan Glagahwangi di Kecamatan Polanharjo. Kemudian Desa Kuncen, Kecamatan Ceper.
Baca juga: Jasa Marga Larang Angkutan Barang Lewati Ruas Jalan Tol Ini Ketika Masa Libur Natal dan Tahun Baru
Selanjutnya Desa Barenglor, Gergunung, Jebugan, di Kecamatan Klaten Utara. Lalu Desa Ngabeyan, Brangkal, Beku,Tarubasan, Jungkare, Kadirejo di Kecamatan Karanganom.
Selanjutnya Desa Kwaren, Majungan, Pepe, Tempursari, Kahuman, Ngawen, Senden, Gatak, Duwet, di Kecamatan Ngawen. Lalu Desa Malangjiwan, Karangduren, Mendem di Kecamatan Kebonarum.
Kemudian Desa Karangnongko, Demakijo, Jagalan, Gumul di Kecamatan Karangnongko.
Lalu Desa Tambakan, Tangkisan, Prawatan, Somopuro, Joton, Wonoboyo, Granting, Dompyongan, di Kecamatan Jogonalan. Kemudian Desa Borangan, Barukan, Nangsri, Taskombang, di Kecamtan Manisrenggo. Terakhir, Desa Joho, Kebondalem Lor, Kokosan, di Kecamatan Prambanan.
"Sekali lagi kami KTNA Klaten menolak rencana pembangunan tol lingkar Timur-Selatan Solo. Apapun alasan baik itu ekonomi, maupun itu jangka panjang atau lainnya," katanya. (Tribun Network/mur/kps/wly) (*)