Jepang Batasi Ekspor Chip, Ambisi Beijing Untuk Tingkatkan Industri Semikonduktor Makin Sulit
Meski nantinya pembatasan dapat memperlambat produksi industri teknologi komersial seperti smartphone, laptop, dan perangkat IoT lainnya.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.CO, TOKYO – Pemerintah Jepang mengumumkan langkah agresif dengan memberlakukan pembatasan ekspor pada produk berteknologi tinggi seperti chip yang akan dipasok ke China, Jumat (6/1/2023).
Pembatasan ini dilakukan Jepang menyusul upaya AS yang telah lebih dulu merilis pembaruan besar-besaran pada kontrol ekspor chip kelas atas ke China, pada akhir Oktober tahun lalu dengan tujuan untuk menghentikan pengiriman chip serta melarang warga AS bekerja pada perusahaan China.
Baca juga: Polisi Ancam Tilang Manual Lagi, Pelat Nomor Kendaraan akan Dipasang Chip
Agar industri semikonduktor Beijing semakin sulit berkembang. Sehingga China tidak dapat lagi menyalahgunakaan produk AI dan alat produksi chipset untuk memperkuat bidang militernya.
“Kami akan menerapkan kontrol ekspor yang ketat berdasarkan kerja sama internasional sambil terlibat erat dalam pertukaran pandangan dengan Amerika Serikat dan negara terkait lainnya," ujar Menteri Perekonomian, Perdagangan, dan Industri Jepang, Yasutoshi Nishimura.
Melalui aturan baru itu, kini pemasok produk semikonduktor dari Jepang seperti Tokyo Electron Ltd. dan ASML Holding NV dilarang untuk mengirimkan pasokan chipnya ke investor China .
Nantinya usai Jepang resmi menghentikan pengiriman ekspor chipnya ke China, Nishimura mengatakan bahwa negaranya akan bergabung dengan Amerika untuk mengembangkan teknologi penggunaan ganda.
Meski nantinya pembatasan dapat memperlambat produksi industri teknologi komersial seperti smartphone, laptop, dan perangkat IoT lainnya.
Serta berpotensi menciptakan kelangkaan dan meningkatkan harga komponen chip di pasar global.
Baca juga: Produsen Chip Jepang Renesas Hentikan Operasi di Pabrik Beijing Menyusul Penyebaran Covid-19
Namun kerjasama tersebut sengaja ditingkatkan agar keduanya dapat mendorong inovasi global seperti produk semikonduktor, bioteknologi, dan teknologi penting lainnya serta untuk menghadapi tantangan militer China yang belakangan aktif melakukan serangkaian tindakan serangan ke zona perbatasan Jepang.
Lebih lanjut, menyusul Jepang dan AS, pemerintah Belanda juga dikabarkan tengah bersiap untuk menjajaki aturan pengetatan kontrol atas ekspor mesin pembuat chip canggih ke China, seperti yang dikutip dari Techtimes,
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.