Tren PHK di AS Bisa Dorong Penguatan Indeks Saham di Bursa Asia
Goldman Sachs Group Inc akan mulai melakukan pengurangan tenaga kerjanya atau PHK hampir 3.200 orang pekan ini.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, tren pengurangan tenaga kerja di Amerika Serikat kini mulai terlihat.
Goldman Sachs Group Inc akan mulai melakukan pengurangan tenaga kerjanya atau PHK hampir 3.200 orang pekan ini.
"Lebih dari sepertiga diperkirakan akan berada dari unit perdagangan dan perbankan. Peranan non office bagi perbankan akan tetap berjalan dalam proses perekrutan," ujar dia melalui risetnya, Selasa (10/1/2023).
Hal ini memberikan sebuah gambaran bahwa perusahaan mulai melakukan rotasi dan adaptasi dari sisi manajemen mereka untuk menghadapi situasi dan kondisi yang penuh dengan ketidakpastian.
Dia mengungkapkan, bisnis Goldman Sachs mulai mulai melambat dari berbagai sisi lini bisnis yang mendorong perbankan untuk menekan biaya mereka.
Alhasil, Goldman menghadapi penurunan laba sebesar 46 persen dengan pendapatan sekitar 48 miliar dolar AS..
Sementara dari sisi perdagangan, masih dalam kondisi positif, sehingga diharapkan dapat mendorong kenaikan 14 persen pada tahun 2022.
Baca juga: PHK di Bank Goldman Sachs Berlanjut, Nasib 32.000 Staf Terancam Kena Pecat Pekan Ini
Dia mengatakan, kondisi ini membawa sentimen naiknya indeks saham di sejumlah lantai bursa di Asia.
Faktor pendorong lainnya adalah perekonomian China yang kini dibuka kembali yang mendorong optimisme pelaku pasar dan investor.
Baca juga: Twitter Dilaporkan PHK Staf yang Bertugas Awasi Moderasi Konten Global
"Meskipun kita tidak boleh melupakan bahwa China juga belum pulih sepenuhnya, indeks MSCI Asia Pacific telah naik 1,9 persen pada hari Senin, naik dari level terendahnya pada bulan Oktober," pungkasnya.