Di Depan Kader PDIP, Jokowi Ingatkan Ancaman Resesi Makin Nyata
Jokowi mengutip data Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyatakan sepertiga negara di dunia akan terjebak dalam resesi ekonomi.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
"Saya ingin presiden ke depan juga berani melanjutkannya, tidak gampang ciut nyali, tidak gentar,” ujar Jokowi.
Baca juga: Ekonom Prediksi Resesi Inggris pada Tahun Ini Hampir Separah Rusia
Menurutnya, larangan ekspor nikel memberikan lompatan besar bagi nilai tambah yang diterima negara dari Rp 17 triliun menjadi Rp 360 triliun.
Jokowi meyakini angkanya bisa ratusan kali lipat jika sudah menjadi ekosistem baterai dan mobil listrik.
Namun yang menjadi persoalan saat ini adanya gugatan dari Uni Eropa terhadap larangan nikel di mana Indonesia diputuskan kalah di WTO.
Baca juga: Alan Greenspan: AS Tak Bisa Hindari Resesi Jika The Fed Terus Ambil Langkah Hawkish
"Tapi saya sampaikan ke Menteri Luar Negeri jangan mundur karena ini akan jadi lompatan besar peradaban negara kita, saya yakin itu terus kita banding," tuturnya.
"Kalau banding kalah, saya tidak tahu ada upaya apa lagi yang bisa kita lakukan,” sambung Jokowi.
Apabila Indonesia hanya melakukan ekspor bahan mentah mineral, selamanya Indonesia akan menjadi negara yang berkembang.
Jokowi tidak mengharapkan itu dan pemerintah tidak akan gentar menghadapi gugatan.
"Pemerintah justru akan terus melanjutkan larangan ekspor untuk bahan mentah bauksit pada Juni 2023 mendatang," ujarnya.
Baca juga: Ancaman Resesi 2023 Kian Nyata, Ekonom Ingatkan Bank Sentral Agar Perketat Kebijakan Makro
Larangan ekspor bauksit ini juga diperkirakan memberi nilai tambah kepada negara dari sekitar Rp 20 triliun menjadi sekitar Rp 60-70 triliun.
“Walau kita ditakut-takuti soal nikel kalah di WTO justru kita setop bauksit pertengahan tahun mungkin tambah lagi setop tembaga,” ujarnya. (Tribun Network/Reynas Abdila)