Industri Nikel Sedang Berkembang, Hillcon Optimis Saham IPO Akan Direspon Positif oleh Investor
IPO Hillcon diharapkan menarik investor agar menginvestasikan dana di Indonesia demi memperkuat perekonomian nasional dan pembukaan lapangan kerja.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Hillcon Tb Hersan Qiu optimis investor akan merespon positif pelaksanaan penawaran umum perdana atau Intial Public Offering (IPO) perusahaan pada triwulan I 2023.
Apalagi, kata Hersan sektor nikel yang sedang berkembang di tanah air maupun global.
"Kita prinsipnya juga sangat antusias karena kita mau IPO. Sektor nikel ini luar biasa. Sektor ini lagi sangat berkembang," katanya saat konferensi pers Public Expose Penawaran Umum Perdana Saham PT Hillcon Tbk di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (13/1/2023).
Ia menyebut perkembangan sektor nikel mirip seperti batu bara 23 tahun silam.
Baca juga: Bidik Dana Rp884 Miliar, Harga Saham Hillcon Ditawarkan pada Kisaran Rp1.250-Rp2.000 per saham
"Mungkin perkembangannya seperti di tahun 2.000 saat batubara sedang berkembang. Kita ini nikel ini juga sedang berkembang. Pertumbuhannya juga sangat luar biasa. Jadi, kalau seandainya kita bisa IPO, sukses, tentunya pasti luar biasa," ujarnya.
Menurut Hersan, Hillcon memiliki ekosistem bisnis nikel yang lengkap.
Ia menyebut hal itu tak lepas dari pertumbuhan penjualan mobil listrik dan peningkatan konsumsi nickel metal industri baterai.
“Ekosistem ini didukung oleh produsen nikel dalam negeri. Indonesia merupakan prodisen nikel terbesar di dunia,” kata Hersan.
Ia berharap Hillcon mampu menarik investor agar menginvestasikan dana di Indonesia demi memperkuat perekonomian nasional dan pembukaan lapangan kerja.
“Hillcon memiliki potensi pertumbuhan yang baik seiring dengan perkembangan teknologi. Hal ini memantapkan langkah Hillcon menjadi pemain industri nikel,” katanya.
Sebagai informasi, konsumsi nikel dunia naik 17,2 persen pada 2021 menjadi 2,8 juta ton dibandingkan 2020 yang tumbuh hanya 0,6 persen.
Sebanyak 1,96 juta ton nickel metal (69 persen) dikomsumsi oleh Industri Baja Stainless.
Indonesia sebagai produsen nikel terbesar dunia memiliki 950 ribu ton nickel metal
pada 2021 atau sebesar 35 persen dari total produksi nikel dunia.