Diangkat Jadi Kepala LKPP, Hendi: Pikiran dan Energi Lebih Banyak Terkuras
Hendi menuturkan meskipun lebih banyak aktivitasnya tetapi yang dilayani hanya satu kota di dalam Provinsi Jawa Tengah.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi mengatakan sejak dilantik Presiden Joko Widodo ada banyak tantangan baru yang dihadapi.
Menurut Hendi, sapaannya, menjadi Kepala LKPP ternyata lebih berat karena menyangkut kebijakan strategis di Indonesia.
"Saat menjadi kepala daerah dari jam 06.00 masuk sampai jam 09.00 malam masih ada tamu bahkan Sabtu dan Minggu malah semakin ramai," kata mantan Wali Kota Semarang ini di kantor LKPP, Jakarta, Kamis (12/1/2023).
Baca juga: Incar Sektor Tambang dan Perkebunan, Adira Garap Pembiayaan Alat Berat
Hendi menuturkan meskipun lebih banyak aktivitasnya tetapi yang dilayani hanya satu kota di dalam Provinsi Jawa Tengah.
“Di LKPP justru tidak banyak tamu, Sabtu dan Minggu juga libur tapi memang pikiran dan energinya lebih banyak terkuras karena kami melayani dari Sabang sampai Merauke,” imbuhnya.
Berikut petikan wawancara Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan
Kepala LKPP Hendrar Prihadi:
Bagaimana ceritanya tiba-tiba bisa mendapat menerima tugas sebagai kepala LKPP dari sebelumnya menjabat kepala daerah Wali Kota Semarang?
Ada banyak hal ya, yang pertama kita ini kan prajurit jadi kita harus tunjukkan profesionalitas dan dedikasi. Mau ditugaskan di mana pun harus siap.
Yang kedua, LKPP ini kan lembaga milik pemerintah pusat cakupannya se-Indonesia kalau Walikota kan hanya di sebuah kota Provinsi Jawa Tengah.
Bagi saya Ini adalah tantangan ya, bagaimana keseharian saya yang biasanya hanya bertemu di
kelurahan kecamatan dan bertemu masyarakat sekitar. Tetapi sekarang tantangannya mengeluarkan kebijakan untuk se-Indonesia.
Waktu penunjukan apakah sempat ada semacam proses wawancara dulu dari pihak istana atau
seperti apa ceritanya?
Kalau presiden langsung tidak, tapi beliau melalui pembantunya Mensesneg dan Menseskab yang menyampaikan amanah tersebut kepada saya.
Lalu saya bilang saya tergantung Pak Presiden enjoy atau tidak dengan saya lalu Bu Ketum PDIP
(Megawati) juga mau menerima atau tidak. Lantas jawaban dari mereka ya tugas ini harus
dijalankan.
Jadi dari seluruh pihak baik itu dari partai mendukung penuh Anda menjalankan penugasan ini?