Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Penjualan Pupuk Rusia Melonjak 70 Persen pada Tahun Lalu Usai Membalas Sanksi Barat

Kenaikan penjualan pupuk terjadi pasca Rusia membalaskan sanksi Barat dengan membatasi pasokan gas alam serta bahan baku utama pupuk nitrogen.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Penjualan Pupuk Rusia Melonjak 70 Persen pada Tahun Lalu Usai Membalas Sanksi Barat
Twitter
Ilustrasi penjualan pupuk ke luar negeri. Ekspor dari Rusia dipilih lantaran harga pupuk yang ditawarkan lebih miring ketimbang pasar global, dengan begini negara – negara importir dapat meningkatkan ketahanan pangan di tengah inflasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Di tengah ramainya sanksi yang dikenakan Barat pada Rusia, ekspor pupuk buatan Moskow justru mencatatkan lonjakan penjualan sebanyak 70 persen pada 2022.

Tercatat, Rusia meraup keuntungan 16,7 miliar dollar AS atau Rp 252 Triliun (satuan kurs Rp15.114).

Menurut data Statistik impor dari mitra dagang Moskow, pendapatan ini meningkat drastis bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Baca juga: Serangan Rusia di Dnipro Menggila, 14 Tewas Puluhan Luka Berat

Kenaikan terjadi pasca Rusia membalaskan sanksi Barat dengan membatasi pasokan gas alam serta bahan baku utama pupuk nitrogen.

Kondisi ini lantas membuat harga kalium dan sejumlah pupuk penting lainnya yang diperdagangkan pasar global melonjak tajam di tengah kontraksi ekonomi dunia.

Demi mengurangi tekanan inflasi, beberapa negara seperti India, Turki, dan Vietnam mulai mengalihkan pembelian pupuknya ke Rusia.

BERITA REKOMENDASI

Hingga ekspor Rusia meningkat 70 persen dalam setahun terakhir. Ekspor dari Rusia dipilih lantaran harga pupuk yang ditawarkan lebih miring ketimbang pasar global, dengan begini negara – negara importir dapat meningkatkan ketahanan pangan di tengah inflasi.

“Jelas negara-negara seperti India telah menjadi penerima manfaat terbesar [dalam hal impor pupuk],” kata Josef Schmidhuber dari organisasi pangan dan pertanian dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) seperti yang dikutip dari Financial Times.

Sayangnya lonjakan laba tak akan kembali diraih Rusia pada perdagangan kuartal pertama tahun ini, lantaran Eropa mengalami penurunan harga gas berkat cuaca yang lebih hangat di musim dingin. Dorongan tersebut lantas membuat pasokan gas Eropa naik sehingga biaya pembuatan pupuk bisa menyusut.

“Ini berarti impor oleh negara-negara UE akan turun drastis dan merupakan kabar baik bagi petani di seluruh dunia,” ujar Schmidhuber.

Meski tidak semua bahan baku pembuatan minyak dapat pulih, namun apabila harga gas terus mencatatkan penurunan lebih lanjut maka ekspor pupuk Rusia diproyeksi merugi di tahun ini.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas