Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekonom: Belanja APBN Produktif Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional

Dia menyarankan pemerintah memberikan target yang terukur seperti Key Performence Indeks (KPI)

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Ekonom: Belanja APBN Produktif Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional
Dok Tribunnews.com
Pengamat ekonomi dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Esther Sri Astuti mendorong pemerintah untuk memiliki belanja yang efisien dan tepat sasaran 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, kinerja impresif APBN sebagai shock absorber, menjadi instrumen penting melindungi rakyat dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional. 

Pengamat ekonomi dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Esther Sri Astuti mendorong pemerintah untuk memiliki belanja yang efisien dan tepat sasaran. 

“Seringkali program antar kementerian tumpang tindih, program pusat daerah juga double - double. Oleh karena itu anggaran belanja selain tidak efisien juga tidak tepat sasaran,” kata Esther, Rabu (18/1/2023).

Selain itu, ada kendala dari pencairan dana pusat ke daerah. 

Baca juga: Dukung Pemulihan Ekonomi, PLN Selesaikan 27 Proyek Infrastruktur Ketenagalistrikan

Hal ini karena pencairan APBN selalu terlambat karena birokrasinya relatif kompleks. 

"Jadi jika pemerintah mendorong belanja fiskal yang sehat sejak awal, maka kendala tersebut harus dapat diatasi," ucap Esther.

Berita Rekomendasi

Dia menyarankan pemerintah memberikan target yang terukur seperti Key Performence Indeks (KPI). 

"Seharusnya dikaitkan dengan target KPI setiap instansi misalnya tingkat kemiskinan 7 persen, tingkat pengangguran berkurang, penyerapan tenaga kerja 4 juta per tahun, dan seterusnya," ujarnya. 

Adapun, kinerja impresif APBN 2022 terlihat dalam defisit pada angka 2,38 persen dari target sebesar 4,5 persen, serta pendapatan negara sebesar 115,9 persen dari target atau tumbuh 30,6 persen.

Kemudian untuk tahun 2023, Menko Airlangga mengingatkan APBN masih sebagai shock absorber untuk menjaga momentum pemulihan. 

Salah satunya, dia meminta para kepala daerah dapat mengoptimalisasi belanja pusat dan daerah untuk peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN) yang menjadi faktor penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi.

"Dan, di tahun 2023 walaupun sepertiga ekonomi dunia mengalami persoalan atau krisis, Indonesia dikatakan masih cukup optimis dengan pertumbuhan, diharapkan bisa di kisaran 4,7-5,3 persen," kata Menko Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas