Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Erick Sebut Uni Eropa Ingin Perlahan Tutup Pasar Komoditas RI dengan Alasan Kebijakan yang Disusupi

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, Uni Eropa sudah menciptakan Green Industrial Plan.

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Erick Sebut Uni Eropa Ingin Perlahan Tutup Pasar Komoditas RI dengan Alasan Kebijakan yang Disusupi
dok. PP Presisi
PT PP Presisi Tbk (PPRE) kembali mendapatkan kontrak jasa tambang nikel berkesinambungan senilai Rp1,8 triliun proyek Weda Bay Nikel di Halmahera.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, Uni Eropa sudah menciptakan Green Industrial Plan.

Dengan adanya rencana industri hijau tersebut, negara-negara Eropa dinilainya akan perlahan menutup pasar komoditas Indonesia yang dinilai tidak berlabel green.

"Artinya apa? Mereka ingin pelan-pelan menutup market kita. Jadi, market kita harus dibuka, tetapi market mereka harus ditutup dengan alasan-alasan kebijakan yang tentu disusupi ya," ujarnya dalam acara "Rilis Survei Nasional: Kinerja Persiden, Pencabutan PPKM, Ketersediaan Bahan Pokok dan BBM, Serta Peta Politik Terkini" dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), Minggu (22/1/2023).

Baca juga: Indonesia Siap Banding Soal Gugatan Ekspor Nikel di WTO, Moeldoko: Harus Diperjuangkan

Lebih lanjut, Erick mengatakan, dinamika perekonomian yang terjadi tersebut berlangsung di saat data ekonomi Uni Eropa sedang menuju jurang resesi.

Di sisi lain, surplus perdagangan Indonesia terus berlanjut dengan jumlah yang dinilainya besar sekali, yakni 51 miliar dolar Amerika Serikat.

Selain itu, lanjut Erick, ekspor Indonesia juga terus mengalami peningkatan, sehingga ditakutkan oleh negara-negara pesaing.

Berita Rekomendasi

"Karena memang sampai 2045 kan kita direncanakan mungkin masuk top 5, top 4 ekonomi besar dunia. Nah, mereka sudah membaca data ini, makanya mereka ingin perlambat ya, istilahnya jangan Indonesia cepet kaya gitu," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas