Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Beras Mahal, Buwas Sebut Ada Mafia, Pedagang: Tangkap Saja, Bulog Harus Kontrol Penyaluran

Beberapa bulan terakhir harga gabah naik sebesar Rp2.000 berdasarkan Harga Pokok Penjualan (HPP).

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Harga Beras Mahal, Buwas Sebut Ada Mafia, Pedagang: Tangkap Saja, Bulog Harus Kontrol Penyaluran
Tribunnews/Jeprima
Ilustrasi. Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso menyatakan, pemerintah sebaiknya segera menangkap oknum-oknum yang disebut mafia beras. 

"Urusan telur 89 daerah juga mengalami hal yang sama, naik. Urusan kecil-kecil, tomat, 82 daerah mengalami kenaikan dan daging ayam ras 75 daerah mengalami kenaikan," bebernya

Oleh sebab itu, Jokowi turut meminta seluruh kepala daerah terus memantau harga barang dan jasa yang ada di lapangan.

"Sehingga selalu terdeteksi sedini mungkin sebelum kejadian besarnya itu datang sehingga bisa kita kejar dan antisipasi untuk diselesaikan," tandas Jokowi

Impor Beras

Pada akhir tahun kemarin, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah membuka pintu impor beras sebanyak 500 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP).

Beras tersebut didatangkan secara bertahap hingga Februari 2023 dan berhenti jelang panen raya.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengataka, impor beras sebanyak 500 ribu ton. Kata Zulhas, kebijakan impor beras dilakukan setelah pihaknya melakukan rapat terbatas (Ratas) dengan pemerintah.

Berita Rekomendasi

Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, beras impor yang dipesan pemerintah itu, bakal mendarat di Indonesia sebelum memasuki panen raya.

Baca juga: Pedagang Tempe Ngeluh Harga Kedelai Masih Tinggi Meski Sudah Ada Impor, Berharap Bisa Seperti Dulu

"Beras impor yang 300.000 akan datang segera. Kesempatan kita sampai Februari ini, setelah itu kita semua panen raya, tidak ada alternatif untuk impor lagi," kata Arief.

Sebab kata dia, menjelang panen raya sudah tidak diberlakukan lagi impor beras untuk pemenuhan cadangan dalam negeri.

"Kita akan stop, jadi 500.000 ton beras hanya bridging sampai panen raya. Panen raya nanti, kalau menurut BPS akan ada Februari akhir," tuturnya.

Jadikan Cadangan

Pengamat sekaligus Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa, meminta pemerintah untuk menyimpan beras impor yang direncanakan datang pada Februari 2023 mendatang.

Menurut dia, 300 juta ton beras impor sebaiknya digunakan sebagai cadangan beras pemerintah (CBP) di tahun 2023 ini. Terlebih, untuk menstabilkan harga bagi para petani.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas