BASF Akan Inves Rp 38 Triliun untuk Bangun Pabrik Baterai EV di Indonesia
BASF dikabarkan akan membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia awal tahun 2023 ini dengan nilai investasi sekitar Rp 38 triliun.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perusahaan kimia terbesar di Jerman, Badische Anilin- und Soda-Fabrik atau BASF dikabarkan akan membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia awal tahun ini.
Kabar tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers, Selasa (24/1/2023).
“Kami ingin menyampaikan bahwa kesepakatan dengan Eramet sudah pada tahap akhir. Kemungkinan keputusan kami akan diambil pada paruh pertama tahun 2023,” ujar kepala eksekutif BASF Martin Brudermüller yang dikutip Bahlil.
Bhalil menjelaskan, BASF akan mulai membangun pabrik pemurnian nikel dan pengolahan nikel di Maluku Utara pada kuartal pertama 2023, dengan menggandeng PT Eramet Halmahera Nikel (PT EHN).
Investasi bersama ini dinamai Proyek Sonic Bay. Dipilihnya Indonesia sebagai tempat produksi baterai kendaraan listrik terbesar BASF di Asia bukan tanpa alasan.
Melimpahnya sumber daya nikel yang tersimpan di tanah Maluku membuat raksasa kimia ini kepincut untuk berinvestasi pada Indonesia.
Maluku ditetapkan sebagai pemasok terbesar kedua di dunia karena telah memasok 3 juta ton kapasitas nikel ke pasar global dan diperkirakan meningkat jadi 4,5 juta ton dalam kurun waktu 5 tahun kedepan, seperti yang dikutip dari Reuters.
Pembangunan pabrik pemurnian nikel oleh BASF akan menggunakan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) dan akan menelan investasi 2,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 38 triliun.
Baca juga: Gandeng GS Yuasa, Honda Kembangkan Baterai Kendaraan Listrik
Menurut Bahlil, kerjasama ini akan menciptakan nikel berkualitas Mixed Hydroxide Precipitates (MHP) menjadi prekursor baterai listrik.
Selain itu juga dapat mengatasi krisis pengangguran yang ada di Indonesia, lantaran pembangunan pabrik akan menciptakan lapangan pekerjaan untuk 1.000 tenaga kerja.
Meski masih dalam tahap perencanaan, namun proyek Sonic Bay diprediksi dapat memproduksi sebesar 67 ribu ton nikel per tahun dan 7,5 ribu ton kobalt per tahun.
Baca juga: General Motors dan LG Batal Bangun Pabrik Sel Baterai EV Keempat di AS
Rencana investasi BASF dan Eramet sejalan dengan aspirasi dan ambisi pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia sebagai pemain EV kelas dunia mengingat sebelumnya Indonesia juga telah menyelesaikan perjanjian investasi dengan produsen EV China, BYD Group, dan Tesla (TSLA.O) untuk pembangunan pabrik fasilitas produksi EV.
Baca juga: Toyota Inves 5,3 Miliar Dolar AS untuk Pabrik Baterai EV di Jepang dan AS
"Nanti tahun 2027, kita mungkin salah satu tiga besar dunia yang akan memproduksi lithium battery juga termasuk mobil EV," kata Menko Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Panjaitan saat ditemui dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda Tahun 2023.