Cegah Penyakit dengan Biaya Besar, BPJS Kesehatan Tambah Anggaran Rp9 Triliun untuk Perawatan
Anggaran tersebut masuk ke dalam program promotif preventif, yang mana skrining kesehatan termasuk di dalamnya.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BPJS Kesehatan menambah anggaran sebesar Rp9 triliun pada tahun ini untuk perawatan yang terdeteksi penyakit dengan biaya besar saat proses skrining.
Anggaran tersebut masuk ke dalam program promotif preventif, yang mana skrining kesehatan termasuk di dalamnya.
Langkah ini dilakukan sebagai upaya mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari penyakit tertentu.
Baca juga: Hingga Saat Ini, Jumlah Kepesertaan BPJS Kesehatan Baru 90 Persen dari Total Penduduk Indonesia
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mencontohkan anggaran tersebut dapat terpakai saat seorang pasien membutuhkan cuci darah apabila mengalami penyakit gula.
Misalnya, ada seseorang yang menderita hipertensi sekaligus penyakit gula. Kata Ali, ada kemungkinan orang tersebut akan menderita gagal ginjal kronis dan pada saat skrining kesehatan disebut memerlukan cuci darah.
"Kalau seseorang menderita hipertensi sekaligus dia juga ada penyakit gula, menurut sebuah data, kurang lebih 30 persen dia akan gagal ginjal kronis dan memerlukan cuci darah," katanya dalam acara Diskusi Publik Menuju 10 Tahun Program JKN di hotel kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (30/1/2023).
Ia menyebut cuci darah selama sepekan membutuhkan dua kali tindakan. Sekali cuci darah dapat mengeluarkan biaya paling sedikit Rp 820 ribu.
Dengan adanya skrining tahap awal ini, Ali menyebut pastinya akan ada peningkatan biaya pelayanan kesehatan. Maka dari itu ia menganggarkan Rp 9 triliun lagi.
"Oleh karena itu BPJS tahun 2023 menganggarkan khusus untuk skrining dan perawatan yang terdeteksi di skrining itu kita anggarkan tambahan Rp 9 triliun. Bukan uang sedikit," ujar Ali.
Sebagai informasi, pada 2022, tercatat sebanyak 15,2 juta peserta JKN telah memanfaatkan layanan skrining BPJS Kesehatan, mulai dari skrining riwayat kesehatan, skrining diabetes melitus, skrining kanker serviks, dan skrining payudara.