Perekonomian Lesu, IMF Sebut Inggris Jadi Negara G7 yang Bermasa Depan Suram
IMF memprediksi Inggris akan menjadi satu-satunya negara anggota G7 yang mengalami pertumbuhan paling suram di sepanjang tahun 2023.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menyebut Inggris akan menjadi satu-satunya negara anggota G7 yang mengalami pertumbuhan paling suram di sepanjang tahun 2023.
Proyeksi tersebut diungkap IMF setelah kinerja ekonomi Inggris terus mencatatkan perlambatan di antara perekonomian negara maju lainnya diantaranya seperti Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat.
Sebagai imbas dari melonjaknya laju inflasi yang mencapai 10,5 persen pada Desember 2022.
Munculnya tekanan tersebut lantas mendorong bank sentral Inggris untuk mengambil langkah hawkish dengan mengerek naik tingkat suku bunga ke level 3 persen, terbesar sejak 1989.
Meski cara ini dianggap sebagai langkah paling efektif untuk menekan laju inflasi akibat lonjakan harga harga pangan hingga energi.
Namun imbas dari pengetatan moneter yang terus menerus dilakukan bank sentral Inggris, perekonomian negara ini justru diproyeksikan melambat 0,6 persen.
Mengungguli perkiraan yang dibuat oleh IMF dan Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Dunia (OECD ).
Baca juga: IMF Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2023, Berikut Isi Ramalannya
Alasan ini yang membuat IMF menetapkan Inggris sebagai negara anggota G7 yang mengalami pertumbuhan paling lambat selama 2023 hingga pertengahan 2024.
“Selama 2023 Inggris akan mengalami tantangan besar karena ekonomi tergelincir dari atas ke bawah, turun tajam di antara negara G7 lainnya akibat tingginya harga energi serta ketergantungan yang besar terhadap gas alam cair “ujar Pierre-Olivier Gourinchas, penasihat ekonomi IMF, seperti yang dikutip The Guardian pada Selasa (31/1/2023).
Sebelum proyeksi ini diungkap IMF, Gubernur Bank of England (BoE) telah memperingatkan menteri keuangan Inggris kanselir Jeremy Hunt untuk bersiap menghadapi guncangan resesi.
Baca juga: IMF Peringatkan Meningkatnya Risiko Ekonomi Global
Walau resesi yang akan dialami Inggris tergolong dangkal, namun tekanan ini berpotensi memicu bertambahnya pengangguran mencapai angka 6,5 persen.
Jumlah ini melonjak dari tahun lalu lantaran semakin banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja ketimbang menyerap karyawan baru.
Kendati di tahun 2023 Inggris menghadapi perlambatan ekonomi yang tajam, namun di tahun 2024 IMF melihat respon positif pada perekonomian Inggris dengan tumbuh sebesar 0,9 persen, angka ini tumbuh seiring dengan meredanya ancaman resesi pasar global.