Ekspor Januari Anjlok, Korea Selatan Diyakini Mulai Menuju Resesi
Ekonomi Korsel menyusut 0,4 persen pada periode Oktober hingga Desember tahun lalu dan kini diprediksi menuju resesi.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Ekonomi Korea Selatan bergerak menuju ke dalam resesi pertama dalam tiga tahun, setelah data menunjukkan defisit perdagangan Januari melonjak ke rekor baru berkat anjloknya ekspor.
Liburan panjang dan lemahnya permintaan global membuat ekspor Korea Selatan untuk Januari merosot, menurut data yang diterbitkan Kementerian Perdagangan Korea Selatan hari ini, Rabu (1/2/2023).
Dikutip dari Reuters, ekonomi Korea Selatan menyusut 0,4 persen pada periode Oktober hingga Desember tahun lalu dan sekarang di ambang jatuh ke dalam resesi pertama sejak pertengahan 2020 saat puncak pandemi Covid-19.
Ekspor ekonomi terbesar keempat di Asia itu turun 16,6 persen pada Januari dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, lebih buruk dari perkiraan penurunan 11,3 persen dalam survei Reuters dan menjadi penurunan ekspor tercepat sejak Mei 2020.
Impor turun 2,6 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, lebih lemah dari penurunan 3,6 persen yang diprediksi dalam survei Reuters. Akibatnya, Korea Selatan membukukan defisit perdagangan bulanan sebesar 12,69 miliar dolar AS.
"Saya memiliki perkiraan nol persen untuk pertumbuhan kuartal pertama tetapi angka perdagangan hari ini jelas minus dari itu," kata ekonom di HI Investment and Securities, Park Sang-hyun.
Meningkatnya peluang resesi, yang kerap didefinisikan sebagai penurunan produk domestik bruto selama dua kuartal berturut-turut, juga menggarisbawahi meningkatnya taruhan di pasar keuangan bahwa kampanye bank sentral untuk menaikkan suku bunga sejak akhir 2021 telah berjalan dengan sendirinya.
Penurunan ekspor semikonduktor sebesar 44,5 persen memimpin kinerja perdagangan yang lesu di bulan Januari dan penurunan penjualan ke China jatuh 31,4 persen, menurut data Kementerian Perdagangan Korea Selatan.
Keduanya merupakan tingkat penurunan terburuk sejak krisis keuangan global 2008/2009.
Menteri Keuangan Korea Selatan Choo Kyung-ho mengatakan liburan panjang Tahun Baru Imlek di China dan penurunan harga chip komputer dibandingkan tahun lalu sebagai penyebab penurunan tajam nilai ekspor.
Choo menambahkan, pembukaan kembali China akan membantu meringankan "situasi dari waktu ke waktu".
"Pemerintah akan memobilisasi semua sumber daya kebijakan yang tersedia untuk membantu mendorong peningkatan ekspor sehingga waktu perbaikan neraca perdagangan dapat dimajukan," kata Choo, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pemerintah Korea Selatan memperkirakan ekspor tahun ini akan turun 4,5 persen setelah membukukan kenaikan 6,1 persen pada 2022, dan kementerian perdagangan mengatakan akan menerapkan langkah untuk mencegah penurunan.