Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Hindari Gulung Tikar, Peritel Bed Bath And Beyond Tutup 87 Gerai

Sebelumnya Bed Bath and Beyond sudah menutup 150 gerainya di berbagai penjuru AS pada Agustus tahun lalu.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Hindari Gulung Tikar, Peritel Bed Bath And Beyond Tutup 87 Gerai
People.com
Peritel Bed Bath & Beyond resmi menutup 87 gerainya di Amerika Serikat sebagai strategi perusahaan menghindari kebangkrutan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Perusahaan ritel Bed Bath & Beyond resmi menutup 87 gerainya di Amerika Serikat, sebagai strategi perusahaan menghindari kebangkrutan akibat menurunnya laba pendapatan kuartalan.

"Kami menerapkan tindakan untuk mengelola bisnis kami seefisien mungkin," kata juru bicara Bed Bath and Beyond.

Penutupan tersebut bukan kali pertama yang dilakukan Bed Bath & Beyond, sebelumnya ritel legendaris ini sudah menutup 150 gerainya di berbagai penjuru AS pada Agustus tahun lalu.

Berdiri sejak tahun 1971, Bed Bath & Beyond merupakan toko ritel yang menjual berbagai bahan pokok untuk dekorasi rumah, peralatan dapur hingga beragam furniture dengan harga yang terjangkau.

Nama Bed Bath & Beyond mulai dikenal luas oleh masyarakat AS setelah perusahaan ritel ini kerap membagikan diskon secara cuma – cuma, dengan menyebar kupon potongan sebesar 20 persen untuk semua jenis barang.

Usai popularitasnya melesat, Bed Bath & Beyond secara agresif terus memperluas gerainya hingga pada tahun 2017 total toko Bed Bath & Beyond mencapai 1.552 buah.

Berita Rekomendasi

Kondisi tersebut berbalik setelah pasar global mulai dihantui ancaman resesi, munculnya tekanan ini membuat penjualan perusahaan ritel ini anjlok 30 persen.

CNN international mencatat selama kuartal III 2022 total kerugian yang dialami Bed Bath & Beyond mencapai 385,5 juta dolar AS.

Baca juga: Hindari Bangkrut, BMW Naikkan Harga Jual Mobil Listrik di China

Sejumlah cara telah dilakukan Bed Bath & Beyond untuk menekan membengkaknya kerugian, diantaranya dengan memangkas ratusan karyawan, memotong upah staf serta menutup ratusan toko.

Baca juga: Asosiasi Serikat Pekerja Minta Manajemen Giant Transparan, Libatkan Buruh di Keputusan Tutup Gerai

Meski langkah ini dapat menurunkan biaya sewa sebesar 36 persen, namun cara tersebut belum cukup mampu menghentikan kerugian perusahaan. Bed Bath & Beyond gagal membayar obligasi yang jatuh tempo 1 Februari kemarin dengan masa tenggang sebulan.

Akibat perusahaan yang tidak mampu membayarkan tagihan sebesar 1,2 miliar dolar AS untuk tiga tahap wesel.

Baca juga: Survei Teikoku Databank: Total 6.376 Perusahaan di Jepang Menyatakan Bangkrut

Apabila nantinya Bed Bath & Beyond tak kunjung membayarkan tagihan tersebut selama 30 hari kedepan maka raksasa ritel ini dinyatakan gagal bayar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas